Baju adat ini mulai diperkenalkan secara luas oleh guru-guru yang ada di sekolah pemerintahan Belanda.
Baca Juga: Sejarah Baju Kurung, Salah Satu Warisan Budaya Melayu yang Patut Dilestarikan
Saat itu, tepatnya ketika mengajar di lembah Baliem pada tahun akhir 1940-1950.
Meskipun begitu, ternyata baju adat ini juga telah dikenal berabad-abad lalu. Hal itu terbukti pada tahun 1855.
Pada tahun tersebut, misionaris Belanda yang menempatkan pos pertamanya di Papua. Mereka mendorong masyarakat pedalaman agar meninggalkan kebiasaan berpakaian seperti itu.
Mengingat cara berpakaiannya hampir nyaris telanjang. Jadi, hanya tersedia 1 penutup yaitu pada daerah kemaluan.
Kemudian, pakaian adat Papua ini kembali menjadi masalah ketika pemerintahan Orde Baru.
Jadi, akhirnya pemerintah mengadakan Operasi Koteka tepatnya di tahun 1971-1974.
Program meliputi bidang politik, ekonomi, dan sosial dengan tujuan untuk meningkatkan taraf hidup serta mengembangkan kebudayaan rakyat.
Namun, program tersebut mendapatkan penolakan serta perlawanan dari penduduk lokal. Akibat dari penolakan itu, terdapat sejumlah laporan yang menunjukkan aksi pemaksaan.
Diantaranya seperti penyitaan, tindak kekerasan, hingga pembakaran baju adat.