Dan anak ketujuh, seorang laki-laki bernama Meherga, dianggap sebagai anak yang "berharga" karena menjadi penerus keturunan.
Meherga kemudian menikah dengan Cimata, anak Tarlon yang merupakan saudara bungsu Miansari.
Dari pernikahan ini, lahirlah lima orang anak laki-laki yang menjadi lima induk marga atau marga suku Karo: Karo, Ginting, Sembiring, Perangin-angin, dan yang termuda, Tarigan.***