Menelusuri Sejarah dan Asal Usul Nasi Uduk, Hidangan Persilangan Dua Budaya

- 25 April 2024, 21:28 WIB
Menelusuri Sejarah dan Asal Usul Nasi Uduk, Hidangan Persilangan Dua Budaya
Menelusuri Sejarah dan Asal Usul Nasi Uduk, Hidangan Persilangan Dua Budaya /ilustrasi/

Akan tetapi ada sementara pihak yang mengaitkan nasi uduk dengan Sultan Agung dari Mataram.

Baca Juga: Menelusuri Benteng Willem II Khas Kolonial Belanda

Sultan Agung dari Mataram dikatakan menyebut hidangan nasi ini nasi wuduk, dari kata bahasa Arab tawadhu' yang berarti rendah hati di hadapan Tuhan.

Nama uduk serapan dari bahasa Jawa yaitu wuduk. Nasi ini juga sering disebut sega gurih (nasi gurih) mengacu pada rasanya yang didominasi nuansa gurih.

Menurut buku "Makanan Khas Betawi" (2018) karya Lilly T. Erwin, nasi uduk adalah hidangan khas Betawi yang sangat populer dan mudah ditemukan di setiap sudut kota Jakarta.

Baca Juga: Benteng Pendem Dibangun Sebagai Markas Pertahanan Belanda untuk Menjaga Pantai Selatan Jawa

Meskipun kini hidangan ini dikaitkan dengan Jakarta, sejarawan kuliner berpendapat bahwa asal mula nasi uduk dapat ditelusuri berasal dari pengaruh dua budaya kuliner yakni Melayu dan Jawa.

Menurut sejarawan, terdapat hubungan dagang yang erat dan migrasi antara kota bandar pelabuhan Malaka dan Batavia, yakni pedagang dan pendatang dari Malaka ada yang datang dan bermukim di Batavia.

Dalam sebuah diskusi bertajuk "Kuliner Betawiː Silang Budaya", menurut seorang ahli kuliner Betawi, Pudentia, orang Melayu ada yang pindah dari Malaka ke Batavia yang mana mereka pun membawa masakan khas mereka yakni nasi lemak.

Sementara itu, pendatang suku Jawa dari Mataram pun terbiasa memasak nasi dengan santan yang disebut sega gurih.

Halaman:

Editor: Jingga Almadea


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah