Menelusuri Candi yang Memiliki Perpaduan Corak Antara Jawa Tengah dan Jawa Timur

- 28 September 2023, 04:54 WIB
Candi Kidal
Candi Kidal /

Malanghits.com, Jika berkunjung ke Candi Singosari, sobat Malanghits, jangan lewatkan untuk berkunjung pula ke candi peninggalan Kerajaan Singhasari yang merupakan pendharmaan raja Anusapati, yakni Candi Kidal. Candi ini terletak Desa Rejokidal, Kecamatan Tumpang, sekitar 20 km sebelah timur Kota Malang.

Sesuai dengan namanya yakni Kidal (bahasa jawa: kiri), candi ini bersifat prasawya yaitu pembacaan relief dari kanan ke kiri atau berlawanan dengan jarum jam.

Relief pada candi ini bercerita tentang kisah Garudeya (Anusapati) yang menyelamatkan ibunya (Kendedes) dari sang Kardu (Ken Arok).

Baca Juga: Potret Perpaduan Candi dari Dua Agama, Buddha dan Hindu Masa Kerajaan di Indonesia

Candi ini didirikan pada 1248 M setelah upacara pemakaman Cradha untuk Raja Anusapati dari Kerajaan Singasari.

Dibangunnya Candi Kidal bertujuan untuk mendarmakan Raja Anusapati agar dapat mendapatkan kemuliaan sebagai Syiwa Mahadewa.

Dibangunnya candi ini yaitu berdekatan dengan masa transisi kejayaan kerajaan di Jawa Tengah yang berpindah ke Jawa Timur.

Baca Juga: Generasi Milenial Harus Tahu Mengenai Sejarah Candi di Masa Kerajaan

Sehingga pada struktur candi ini masih ditemukan unsur – unsur perpaduan candi bercorak Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Sebagian pendapat para ahli menganggap candi ini merupakan prototype atau versi beta dari candi Jawa Timuran.

Setelah selesai pemugaran kembali pada dekade 1990-an, candi ini sekarang berdiri dengan tegak dan kokoh serta menampakkan keindahannya.

Baca Juga: Serasa Suasana di Jepang Menjadi Pilihan Untuk Berlibur Bersama Keluarga

Jalan menuju ke Candi Kidal sudah bagus, bahkan di sekitar candi anda dapat melihat banyak pohon-pohon besar dan rindang.

Taman di candi kidal juga tertata dengan baik, sehingga lingkungan bernuansa pedesaan ini menjadikan suasana semakin asri.

Struktur Candi Kidal terbuat dari batu andesit dan berbentuk geometri vertikal. Terdapat pagar berupa batu yang berada di pelataran candi.

Baca Juga: Petualang ke Air Terjun Akan Dimanjakan Dengan Pesona Alam Pegunungan

Candi Kidal
Candi Kidal

Badan candi berdiri pada batur setinggi 2 m. Terdapat tangga untuk mencapai selasar candi. Tangga ini dilengkapi dengan pipi tangga dengan bentuk ukel layaknya tangga – tangga.

Di candi lain namun perbedaannya pada anak tangga pertama terdapat badug (tembok rendah) disisi kiri dan kanan yang berbentuk siku yang menutup samping serta sebagian sisi depan kaki tangga. Badug yang ada di Candi Kidal tidak ditemukan di candi – candi lain.

Candi Kidal menghadap ke barat dengan pintu yang dilengkapi kalamakara yang berada pada ambang pintu.

Baca Juga: Jelajah ke Sumber Air Panas Alami Bisa Melepaskan Rasa Lelah dan Letih

Atap Candi Kidal bersusun tiga dengan bentuk semakin keatas semakin kecil dengan bagian paling atas berbentuk persegi.

Pada tepi tepi atap candi terdapat hiasan berupa ukiran bungan dan sulur – suluran. Pada kaki candi terdapat hiasan pahatan dengan motif medalion yang berjajar diselingi bingkai dengan motif bunga serta sulur – suluran.

Pada pangkal candi terdapat arca berbentuk singa dengan satu kaki terangkat ke atas layaknya sedang mengangkat pelipit atas kaki candi.

Baca Juga: Jadi Penasaran Kenapa Keris yang Digunakan Orang Jawa Selalu Ada di Belakang

Tubuh candi ini terbilang ramping bila dibandingkan dengan bagian kaki candi. Ruangan dalam candi juga terhitung sempit.

Ruangan ini dalam keadaan kosong sekarang. Pada dinding candi terdapat hiasan pahatan dengan motif medalion.

Dinding samping dan belakang terdapat tempat untuk meletakkan arca. Relung – relung arca tersebut terdapat kalamakara diatasnya. Saat ini tidak ada satupun arca yang tersisa di Candi Kidal. Konon arca Syiwa yang indah di Museum Leiden berasal dari Candi Kidal ini. (Tis)

Editor: Jingga Almadea


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah