Potret Perpaduan Candi dari Dua Agama, Buddha dan Hindu Masa Kerajaan di Indonesia

- 28 September 2023, 04:18 WIB
Candi Jago
Candi Jago /

Malanghits.com, Candi Jago terletak di dusun Jago, Desa Tumpang, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Candi Jago merupakan candi peninggalan kerajaan Singasari yang di bangun sekitar abad ke-13 Masehi.

Candi Jago dibangun untuk menghoramati Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268) yaitu raja ke-4 kerajaan Singasari oleh anaknya dan sekaligus raja yang memerintah saat itu, yaitu raja Kertanegara.

Baca Juga: Generasi Milenial Harus Tahu Mengenai Sejarah Candi di Masa Kerajaan

Selain disebut candi Jago, candi ini juga terkadang disebut candi Tumpang, dan warga sekitar terkadang menyebutnya Cungkup.

Dalam kitab negarakertagama dan juga kitab pararatan, Sejarah candi Jago ini desebut Jajaghu yang artinya “keagungan”, dimana jajaghu biasa disebut tempat yang suci.

Bagian atas candi hanya bersisa setengahnya saja, karena dari peraturan masyarakat sekitar, bagian atas candi rusak diakibatkan karena terkena petir.

Baca Juga: Serasa Suasana Di Jepang Menjadi Pilihan Untuk Berlibur Bersama Keluarga

Di candi ini juga terdapat relief Pancatantra dan kunjarakarana. Pancatrantra merupakan relief yang menceritakan seorang Brahmana yang sedang mengerjakan tetang kehidupan dan kebijaksanaan dunia kepada pangeran yang tidak bisa mendengar.

Sedangkan Kunjakarana sendiri merupakan relief yang menceritakan seorang raksasa yang taat terdapat ajaran agama Budha yang ingin bereinkarnasi agar dia terlahir kembali sebagai manusoa yang memiliki paras yang baik.

Hampir semua bangunan candi Jago menggunakn bahan baku andesit. Di candi ini juga terdapat Arca manjusi yang di tempatkan oleh artiyawarman seperti yang tercantum pada prasasti Manjusri. Saat ini Acra disimpan di Museum Nasional.

Baca Juga: Jelajah ke Sumber Air Panas Alami Bisa Melepaskan Rasa Lelah dan Letih

Datang ke Candi Jago, selain mendapatkan pengetahuan, Anda juga akan disambut dengan lingkungan sekitar yang asri dan sejuk.

Terbuat dari batu andesit, bagian atas dari Candi Jago ini konon hancur karena disambar petir.

Saat ini, Candi Jago masih berupa reruntuhan yang belum dipugar. Keseluruhan bangunan candi berbentuk segi empat dengan luas 23 x 14 meter.

Baca Juga: Melirik Pemandangan Air Sumber yang Dikelilingi Pohon Besar

Candi Jago
Candi Jago

Atap candi telah hilang, sehingga tinggi bangunannya aslinya belum diketahui pasti, walau diperkirakan 15 meter.

Bangunan candi menghadap ke barat, berdiri di atas batu setinggi 1 meter dan kaki candi yang terdiri atas 3 teras bertingkat. Semakin berjalan ke atas, teras kaki candi akan terlihat semakin mengecil.

Karena itu, pada lantai pertama dan kedua terdapat selasar yang dapat dilewati untuk mengelilingi candi. Garba graha atau ruang utama terletak bergeser agak ke belakang dari posisi candi.

Baca Juga: Sensasi Berenang Bersama Ikan di Sumber, Turunkan Stres

Candi Jago dipenuhi dengan panel relief yang terpahat rapi mulai kaki hingga dinding teratas. Relief Candi Jago menggambarkan jalinan cerita yang mengandung unsur pelepasan dan kepergian.

Pahatan paling bawah menggambarkan ajaran Buddha dan cerita Tantri Kamandaka dan cerita Kunjarakarna.

Pada dinding teratas kedua terpahat lanjutan cerita Kunjarakarna dan petikan kisah Mahabarata dalam ajaran Hindu, yakni Parthayajna dan Arjuna Wiwaha.

“Pada dinding tubuh candi dipenuhi dengan pahatan relief cerita Hindu, yaitu peperangan Krisna dan Kalayawana. (Ken)

Editor: Jingga Almadea


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah