Tidak Memiliki BPJS Kesehatan, Tiga Warga Badui Korban Gigitan Ular Berbisa Menolak Dirujuk ke RSUD Banten

6 Februari 2024, 14:17 WIB
Tidak Memiliki BPJS Kesehatan, Tiga Warga Badui Korban Gigitan Ular Berbisa Menolak Dirujuk ke RSUD Banten /

Malanghits.com, Menjadi korban gigitan ular berbisa jenis ular tanah, tiga warga Badui di pedalaman Kabupaten Lebak, Banten saatni dalam Kondisi cukup parah.

"Tiga korban gigitan ular berbisa itu warga Kampung Cibogo dan Kampung Pamoean menolak untuk dirujuk ke RSUD Banten," kata Koordinator Sahabat Relawan Indonesia (SRI) Muhammad Arif Kirdiat di Lebak, Selasa (6/2/2024).

Menurut Arif, korban menolak dirujuk ke RSUD Banten dengan berbagai alasan.

Baca Juga: Dinkes Surabaya Siagakan Tim Nakes Pantau Kesehatan Petugas KPPS Saat Pencoblosan Pemilu 2024

Salah satu alasannya ialah khawatir mengeluarkan biaya perawatan medis cukup besar karena mereka tidak memiliki BPJS Kesehatan.

Padahal, SRI telah memfasilitasi korban untuk dirujuk ke RSUD Banten dengan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM).

"Semua pasien yang dirujuk itu dengan menyertakan SKTM untuk warga Badui, karena sudah bekerja sama antara SRI dan RSUD Banten," kata Arif.

Baca Juga: Akibat Volume Air Sungai Pegunungan Tengger Deras, Plengsengan Sungai di Desa Dringu Ambrol

Menurut Arif, korban juga menolak dibawa ke RSUD Banten karena khawatir akan lama menjalani perawatan medis. Terlebih, sekarang sudah mendekati tradisi ritual Kawalu.

"Warga korban gigitan ular itu tinggal di kampung yang berdekatan dengan lokasi permukiman Badui Dalam yang masih kuat memegang tradisi adat," ujarnya.

Oleh karena itu, tim medis SRI akan mengunjungi tiga korban gigitan ular tersebut.

Baca Juga: Logistik Pemilu Terhambat Akibat Banjir Bandang, Pemkab Puncak Jaya Bangun Jalan Darurat

Salah satu korban, Sangsang (45), warga Kampung Cibogo, Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, tangan bagian kanannya telah menghitam dan membusuk.

"Kami akan mendatangi rumah mereka untuk memberikan pengobatan bersama tim medis agar tidak menimbulkan luka parah yang bisa mengakibatkan kematian," kata Arif.

Arif mengatakan, selama ini masyarakat Badui telah diminta mewaspadai gigitan ular berbisa. Apalagi, saat musim hujan ini ular biasa berkeliaran di jalan dan permukiman penduduk.

Baca Juga: Pemilu 2024, Kodam II Sriwijaya Siap Mengedepankan Pendekatan Persuasif dan Humanis

"Saat ini, kasus warga Badui yang menjadi korban gigitan ular tanah yang dapat mematikan itu menjadi persoalan yang cukup menonjol," kata Arif.

Dalam sepekan, warga Badui yang menjadi korban gigitan ular berbisa antara tiga sampai lima orang.

Selain gigitan ular berbisa, lanjut Arif, persoalan yang juga cukup menonjol di kalangan warga Badui, yakni penyakit tuberkulosis, kematian ibu dan anak, penyakit kulit, dan hipertensi (darah tinggi).

"Kami bekerja keras dengan melakukan upaya perawatan medis untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Badui," kata Arif.***

 

 

Editor: Reno Sari

Tags

Terkini

Terpopuler