Membahas Tanaman Kratom, Presiden Jokowi Kumpulkan Sejumlah Menteri ke Istana

20 Juni 2024, 11:24 WIB
Membahas Tanaman Kratom, Presiden Jokowi Kumpulkan Sejumlah Menteri ke Istana /ilustrasi/

Malanghits.com - Hari ini Kamis (20/6/24) Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengumpulkan sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju di Istana Kepresidenan Jakarta.

Pemanggilan sejumlah menteri ini bertujuan untuk membahas soal tanaman kratom.

Sejumlah menteri yang ikut rapat bersama Jokowi adalah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan.

Baca Juga: Terungkap Modus Baru Terkait Judi Online Dengan Menggunakan Deposit Pulsa Operator Seluler

Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, hingga Wakil Menteri Perdagangan Suahasil Nazara.

Kepala Staf Presiden Moeldoko menjelaskan ada tiga aspek yang bakal dibahas mengenai tanaman kratom.

Soal tata kelola, perdagangan, hingga penggolongan jenis tanaman yang sebelumnya diduga mengandung narkotika itu.

Baca Juga: Korban Judi Online di Pastikan Tidak Akan Mendapatkan Bansos dari Pemerintah

"Rapat hari ini bakal memastikan, penggolongannya, tata kelolanya, dan tata niaganya bagaimana. Karena ini ditunggu sama masyarakat," kata Moeldoko sebelum rapat.

Moeldoko menjelaskan selama ini tidak ada pengawasan yang jelas mengenai pengelolaan yang berujung pada kualitas tanaman kratom.

Sehingga perlu ada standarisasi. Begitu juga dengan aspek perdagangan, pemerintah akan memastikan aturan main termasuk soal lintas batas.

Baca Juga: ASN Terlibat Judi Online, Kemendagri Siapkan Sanksi Sebagai Efek Jera

Mengenai penggolongan jenis tanaman, Moeldoko mengatakan masih ada perbedaan dari temuan Badan Narkotika Nasional dan hasil riset Badan Riset dan Inovasi Nasional.

"Kami ingin memastikan seperti apa jenis golongan narkotika BRIN. Riset mengatakan memang mengandung dalam jumlah tertentu. Saya meminta penjelasan dalam jumlah tertentu itu, seperti apa? Supaya ini nanti in line dengan status yang bakal diundangkan di DPR," ujar Moeldoko.

Menurut data BPS yang diolah Kemendag, nilai ekspor kratom Indonesia sempat turun dari US$16,23 juta pada 2018 menjadi US$9,95 juta pada 2019.

Nilai ekspor kratom kembali meningkat pada 2020, yakni US$13,16 juta dan terus menunjukkan tren meningkat hingga 2022.

Kinerja ekspor yang positif ini terus berlanjut pada 2023. Tercatat sepanjang Januari-Mei 2023, nilai ekspor kratom Indonesia tumbuh 52,04 persen menjadi US$7,33 juta.

Berdasarkan laman resminya, BNN menyatakan kratom memiliki efek samping yang membahayakan, terlebih bila penggunaannya tidak sesuai takaran.

Namun kratom belum diatur dalam Undang-Undang Narkotika. Regulasi pemerintah daerah belum bisa membatasi penggunaan kratom.

Badan Pengawasan Obat dan Makanan telah melarang penggunaan daun kratom sebagai suplemen atau obat herbal.

BNN sempat menyebut maraknya peningkatan penggunaan kratom ditandai dengan banyaknya petani tanaman biasa yang beralih menjadi petani kratom.

Pasalnya, hasil dari budidaya kratom dinilai lebih menjanjikan secara ekonomi.***

 

Editor: Allegra

Tags

Terkini

Terpopuler