Wisatawan juga bisa melihat pemandangan berbagai satwa liar di sana, mulai kera ekor panjang yang melompat dari atas pohon mangrove ke sungai, biawak, ikan glodok, hingga sejumlah jenis burung.
Butuh sekitar 40 menit jika kondisi air sedang pasang untuk menyusuri area perairan di KRM, sedangkan jika kondisi surut, waktunya bisa lebih panjang, sekitar 50 menit.***
Petugas di area itu memanfaatkan aplikasi "tides" untuk memantau perkembangan ketinggian gelombang, jam pasang, suhu udara, hingga kondisi cuaca.
Pemkot Surabaya berupaya melakukan penambahan wahana wisata, salah satunya membangun zona penangkaran burung di tengah area jogging track.
KRM Surabaya juga menyediakan beragam kuliner dan juga produk UMKM setempat mulai dari produk olahan dari mangrove, batik, kaos, hingga minuman.
Tak hanya sebagai kawasan konservasi dan wisata, KRM Surabaya juga mengajak masyarakat untuk peduli dengan kelestarian lingkungan melalui kesadaran akan pentingnya mangrove bagi kehidupan.
Kebun raya tersebut juga menjadi kebun raya mangrove terbesar di Asia Tenggara, dengan tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi.