Menelusuri Keindahan Kebun Raya Mangrove Surabaya, Termegah dan Menjadi yang Pertama di Dunia

- 27 Januari 2024, 21:24 WIB
Menelusuri Keindahan Kebun Raya Mangrove Surabaya, Termegah dan Menjadi yang Pertama di Dunia
Menelusuri Keindahan Kebun Raya Mangrove Surabaya, Termegah dan Menjadi yang Pertama di Dunia /

Malanghits.com, Matahari pagi masih sepenggalan saat berbagai satwa mulai menunjukkan aktivitasnya di kawasan wisata baru yang ada di ibu kota Jawa Timur.

Tak hanya menjadi tempat hidup burung, tetapi juga berbagai satwa seperti biawak, burung kuntul, monyet ekor panjang, ikan glodok, hingga kepiting pemanjat pohon hidup di kawasan yang memiliki luas 31,5 hektare tersebut.

Merupakan kawasan konversai, Kebun Raya Mangrove Surabaya diresmikan pada 26 Juli 2023.

Baca Juga: Menelusuri Desa Wisata Ranu Pani, Perkampungan Asri yang Tak Hanya Indah Tapi Juga Kaya Budaya

Kebun Raya Mangrove (KRM) Surabaya telah menjadi tujuan wisata baru dengan menawarkan panorama nuansa hijau.

Kehadiran kebun raya tersebut seakan menjadi oase bagi Surabaya, yang selama ini dikenal sebagai kota perdagangan dan jasa.

KRM Surabaya merupakan gabungan dari Ekowisata Mangrove Gunung Anyar dan Medokan Sawah dengan total luas lahan sebesar 27 Ha.

Baca Juga: Pesona Pantai Tanjung Penyu Mas, Rekomendasi Liburan Seru Bersama Keluarga

Tercatat, setidaknya 59 jenis mangrove, seperti bruguiera parviflora, bruguiera gymnorhiza, ceriops tagal, avicennia marina, heritiera littoralis, kandelia candel, dan lainnya di kebun raya itu. Saat ini, terdapat setidaknya 157 jenis mangrove yang ada di dunia.

Puluhan mangrove ditempatkan di 12 vak atau petak berbeda di Kecamatan Gunung Anyar, dengan luasan 3,2 hektere dari 11 hektare di wilayah tersebut.

Area vak tersebut bisa diakses pengunjung dengan melintasi jembatan kayu sepanjang 650 meter.

Baca Juga: Menelusuri Flora Wisata San Terra Pujon Malang, Menikmati Hamparan Bunga Warna-warni yang Tertata Rapi

Tak hanya sebagai kawasan konservasi, kawasan KRM Surabaya juga dapat dimanfaatkan sebagai wisata edukasi pada pengunjung terhadap pentingnya ekosistem mangrove bagi kehidupan.

Apalagi seperempat luasan mangrove di dunia berada di Indonesia. Mangrove menjadi pelindung bagi ekosistem yang ada di pesisir.

Produksi dan kelestarian ikan tangkap dan budidaya sangat tergantung pada keutuhan mangrove.

Baca Juga: Pementasan Kolosal Sendratari Meras Gandrung, Atraksi Seni dan Budaya Wisata Banyuwangi

Tak hanya itu, kayu hasil tebangan hutan mangrove telah lama digunakan sebagai bahan baku arang yang dikenal dengan istilah bioenergy.

Selain itu, mangrove juga memiliki peran melakukan pembersihan air berbagai pencemar termasuk logam berat (bioremediation).

Ekosistem mangrove dipercaya dapat menjadi penyaring alami yang membebaskan badan air dari kontaminasi senyawa berbahaya dan tidak aman bagi kesehatan manusia dan biota lainnya.

Sejak diresmikan pada Juli lalu, kunjungan ke KRM Surabaya terus mengalami peningkatan.

Pada mulanya rata-rata kunjungan per minggunya mencapai 700 orang, kemudian setelah peresmian, jumlahnya meningkat signifikan hingga berkisar di angka 2.000 pengunjung dalam sepekan.

DKPP Surabaya menyebut peningkatan tersebut juga disebabkan dampak promosi tidak langsung yang dilakukan masyarakat melalui media sosial.

Selain itu, peningkatan kunjungan juga dipengaruhi kedatangan rombongan pelajar dari sekolah-sekolah di Surabaya maupun pergurun tinggi dalam rangka pengenalan lingkungan, hingga penelitian seputar mangrove.

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya juga membangun berbagai wahana wisata di lokasi itu, seperti ATV, perahu bebek, buggy car, sepeda listrik, hingga menara pantau.

Pemkot menerapkan pembayaran tiket melalui pembelian bibit mangrove, yakni pada wahana perahu bebek.

Tujuannya agar masyarakat bisa terlibat dalam upaya penanaman mangrove. Juga dibuka jasa penyewaan buggy car, mobil bertenaga listrik ramah lingkungan yang siap membawa pengunjung menyusuri kawasan KRM.

Ada lima jenis buggy yang disewakan dengan harga Rp150.000 hingga Rp300.000 dengan durasi satu jam.

Pengelola juga menyediakan kendaraan roda dua jenis listrik yang bisa dimanfaatkan pengunjung mengitari kawasan itu, dengan tarif sewa sebesar Rp50.000 per jam.

Tak hanya itu, di KRM juga memiliki wisata susur sungai dengan menaiki perahu kayu, dengan tarif Rp25.000 per penumpang.

Wahana tersebut menghadirkan pengalaman berbeda, pengunjung dibawa menyusuri sungai sepanjang 1,5 kilometer, dari dermaga di KRM menuju bagian muara yang langsung mengarah ke laut dengan menghadirkan pengalaman berbeda.

Wisatawan juga bisa melihat pemandangan berbagai satwa liar di sana, mulai kera ekor panjang yang melompat dari atas pohon mangrove ke sungai, biawak, ikan glodok, hingga sejumlah jenis burung.

Butuh sekitar 40 menit jika kondisi air sedang pasang untuk menyusuri area perairan di KRM, sedangkan jika kondisi surut, waktunya bisa lebih panjang, sekitar 50 menit.***

Petugas di area itu memanfaatkan aplikasi "tides" untuk memantau perkembangan ketinggian gelombang, jam pasang, suhu udara, hingga kondisi cuaca.

Pemkot Surabaya berupaya melakukan penambahan wahana wisata, salah satunya membangun zona penangkaran burung di tengah area jogging track.

KRM Surabaya juga menyediakan beragam kuliner dan juga produk UMKM setempat mulai dari produk olahan dari mangrove, batik, kaos, hingga minuman.

Tak hanya sebagai kawasan konservasi dan wisata, KRM Surabaya juga mengajak masyarakat untuk peduli dengan kelestarian lingkungan melalui kesadaran akan pentingnya mangrove bagi kehidupan.

Kebun raya tersebut juga menjadi kebun raya mangrove terbesar di Asia Tenggara, dengan tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi.

Editor: Jingga Almadea


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah