Pertarungan silat tersebut kemudian dimenangkan oleh calon pengantin laki-laki. Selanjutnya, keluarga mempelai wanita akan melihat kepandaian mempelai pria dalam melantunkan ayat suci Al-Quran sebelum dipersilakan memasuki ruangan.
Aksi melontarkan pantun dan unjuk kebolehan dalam atraksi silat ini mengandung makna tersendiri dalam kepercayaan masyarakat Betawi, yaitu seorang pria sebagai kepala keluarga harus memiliki kemampuan untuk melindungi dan menjaga keluarganya dari berbagai marabahaya.
Ia juga harus bisa membuat keluarga kecilnya selalu dilimpahi kebahagiaan dan keceriaan. Sementara pembacaan ayat suci Al-Quran menyimbolkan bahwa seorang pria harus dapat menjadi imam yang baik bagi anggota keluarganya.***