Wulan Kapitu Suku Tengger, Ritual Mengistirahatkan Alam dari Hiruk Pikuknya Duniawi

- 11 Desember 2023, 15:27 WIB
Wulan Kapitu Suku Tengger, Ritual Mengistirahatkan Alam dari Hiruk Pikuknya Duniawi
Wulan Kapitu Suku Tengger, Ritual Mengistirahatkan Alam dari Hiruk Pikuknya Duniawi /

Malanghits.com, Masyarakat Suku Tengger hingga kini tetap melestarikan ritual Wulan Kapitu.
Wulan Kapitu adalah bulan ketujuh dalam Kalender Suku Tengger.

Dalam penelitian yang ditulis Riska Dwi Setiaini dan Akhmad Ganefo berjudul Dukun Pandhita dan Pelestarian Budaya Lokal (Studi Tentang Suku Tengger Di Desa Wonokitri), diketahui selama sebulan penuh, sesepuh dan tokoh adat Tengger mengikuti ritual “laku puasa mutih” atau puasa putih.

Pelaksanaan ibadah tersebut, dilakukan selama sebulan penuh. Selama itu, warga Tengger melaksanakan poso mutih.

Baca Juga: Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Dinobatkan Sebagai yang Terindah Ketiga di Dunia

Poso mutih, merupakan upaya untuk tidak makan makanan yang ada rasanya. Warga Tengger hanya diperbolehkan makan nasi putih dan air putih saja.

Masyarakat akan menahan perilaku atau sifat keduniawian dan mendekatkan diri kepada Tuhan.

Sehingga untuk menghormati megengan wulan kapitu, seluruh aktivitas di kawasan Kaldera Tengger mulai laut pasir, Bromo, sabana dan sekitarnya tidak diperkenankan menggunakan kendaraan bermotor.

Baca Juga: Pentas Seni Pasraman Dharma Sidhi Karya di Ciledug 2023

Hal itu, bertujuan untuk mengendalikan hawa nafsu duniawi. “Sehingga bisa lebih mendekatkan diri pada Sang Hyang Widi. Bagi kami itu juga sebagai wujud terima kasih dan rasa syukur pada sang pencipta,” kata Sesepuh Tengger, Supoyo, Senin (11/12/2023).

Pelaksanaan poso mutih dilakukan sesuai bulannya. Yakni bulan ke tujuh atau wulan kapitu, dalam kalender Tengger.

Halaman:

Editor: Sam Legowo


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah