Suhu Udara Tidak Menentu, Kasus DBD Meningkat di Seluruh Wilayah Nusantara

- 15 Juni 2024, 11:19 WIB
Suhu Udara Tidak Menentu, Kasus DBD Meningkat di Seluruh Wilayah Nusantara
Suhu Udara Tidak Menentu, Kasus DBD Meningkat di Seluruh Wilayah Nusantara /ilustrasi/

Malanghits.com - Kasus penyebaran penyakit Demam berdarah dengue (DBD) di seluruh wilayah Indonesia belum juga usai bahkan terjadi peningkatan di beberapa daerah.

Kementerian Kesehatan mencatat hingga pekan ke-22 tahun 2024, terdapat hampir 120 ribu kasus demam berdarah dengue (DBD).

Angka tersebut melebihi total kasus pada 2023 yang sebanyak 114.700 kasus.

Baca Juga: Ratusan Ribu Kendaraan Diprediksi Tinggalkan Jabotabek Saat Libur Idul Adha 2024

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan Imran Pambudi menyebut bahwa kematian akibat DBD pada 2024 sejauh ini sudah 777, sementara pada 2023 sebanyak 894 kasus.

"Kalau kita lihat di sini, jumlah paling banyak, tetap paling banyak adalah Jawa Barat. Kemudian tahun ini disusul DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah," ujar Imran dalam temu media "Asean Dengue Day 2024" yang disiarkan di Jakarta, Jumat (14/6/2024).

Adapun untuk kasus kematian, ujarnya, Jawa Barat tertinggi dan disusul Jawa Tengah, lalu Jawa Timur.

Baca Juga: Hari Raya Idul Adha 2024, Presiden Jokowi Salurkan 68 Ekor Sapi Kurban ke Seluruh Provinsi

"DKI malah tidak muncul di sini. Kalau saya melihat sebetulnya kunci penanganannya, di DKI ini begitu terdeteksi orang demam berdarah, langsung masuk, opname. Karena kalau disuruh pulang, kita susah untuk melakukan monitoring," katanya.

Menurut dia, dalam penanganan dengue, yang terpenting adalah komitmen pemerintah, kolaborasi, serta inovasi-inovasi.

Dia menilai komitmen pemerintah daerah penting karena mereka yang memiliki kendali di daerahnya.

Baca Juga: Suhu Panas Maksimum Diperkirakan Akan Melanda Hampir Seluruh Wilayah Indonesia Dalam Sepekan ke Depan

Dia mencontohkan Kupang dan Probolinggo sebagai kesuksesan dalam menurunkan kasus DBD.

Kasus DBD di Kupang turun pada 2022 dan 2023, karena setiap Jumat wali kotanya meminta semua ASN untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk secara serentak.

Adapun Probolinggo, katanya, turun karena Pj Bupatinya setiap Jumat berkeliling untuk melihat pelaksanaan pemberantasan sarang nyamuk.

Dalam kesempatan itu, Imran menjelaskan bahwa meski siklus bulanan nyamuk aedes aegypti sudah lewat, namun risiko terjadinya penyebaran demam berdarah tetap tinggi sepanjang tahun, karena suhu dan cuaca sudah tidak menentu lagi.

Dia menjelaskan bahwa Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika menyebut bahwa puncak kemarau pada Juli dan Agustus, dan nyamuk aedes aegypti sering menggigit apabila suhunya meningkat. Di sisi lain, katanya, hujan saat ini tidak menentu.

Menurut dia, hal tersebut berbahaya, karena genangan air tidak tergantikan, sehingga menjadi tempat untuk nyamuk berkembang biak.***

 

 

Editor: Allegra


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah