Dia menilai komitmen pemerintah daerah penting karena mereka yang memiliki kendali di daerahnya.
Dia mencontohkan Kupang dan Probolinggo sebagai kesuksesan dalam menurunkan kasus DBD.
Kasus DBD di Kupang turun pada 2022 dan 2023, karena setiap Jumat wali kotanya meminta semua ASN untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk secara serentak.
Adapun Probolinggo, katanya, turun karena Pj Bupatinya setiap Jumat berkeliling untuk melihat pelaksanaan pemberantasan sarang nyamuk.
Dalam kesempatan itu, Imran menjelaskan bahwa meski siklus bulanan nyamuk aedes aegypti sudah lewat, namun risiko terjadinya penyebaran demam berdarah tetap tinggi sepanjang tahun, karena suhu dan cuaca sudah tidak menentu lagi.
Dia menjelaskan bahwa Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika menyebut bahwa puncak kemarau pada Juli dan Agustus, dan nyamuk aedes aegypti sering menggigit apabila suhunya meningkat. Di sisi lain, katanya, hujan saat ini tidak menentu.
Menurut dia, hal tersebut berbahaya, karena genangan air tidak tergantikan, sehingga menjadi tempat untuk nyamuk berkembang biak.***