Penguin Mata Kuning, Spesies Penguin yang Jarang Bergaul

- 24 April 2024, 13:43 WIB
Penguin Mata Kuning, Spesies Penguin yang Jarang Bergaul
Penguin Mata Kuning, Spesies Penguin yang Jarang Bergaul /ilustrasi/

Malanghits.com - Pinguin mata kuning (Megadyptes antipodes) atau Hoiho adalah pinguin endemik Selandia Baru.

Dahulu pinguin ini dianggap berkerabat dekat dengan Pinguin kecil (Eudyptula minor) karena riset molekular menunjukkan hewan ini lebih berkerabat dengan pinguin dari genus Eudyptes.

Seperti kebanyakan pinguin lainnya, pinguin ini merupakan piscivora. Penguin mata kuning menghuni bagian selatan Selandia Baru.

Baca Juga: Penguin Adelie, Si Perenang Andal yang Berperilaku Unik

Penyebarannya membentang dari pantai tenggara South Island, populasi tertinggi berada di Semenanjung Otago, melalui Selat Foveaux hingga Pulau Stewart.

Itu juga mencapai pulau-pulau sub-antartika di Auckland dan Kepulauan Campbell. Dilansir Animalia, penguin ini membangun sarangnya di lereng, selokan, atau tepat di tepi pantai.

Biasanya, di teluk kecil atau di daerah tanjung dengan teluk besar. Mereka juga bisa bersarang di hutan atau semak-semak, lebih memilih habitat dengan komunitas rami dan lupin.

Baca Juga: Mengenal keunikan Slug, Siput Bugil Musuh Para Petani

Penguin mata kuning cenderung tidak terlalu sosial dibandingkan dengan spesies penguin lainnya. Mereka lebih memilih menetap di satu tempat dan tidak terlalu banyak berinteraksi.

Spesies ini melakukan pergerakan cukup drastis saat musim kawin ketika mencari pasangan.

Penguin mata kuning tinggal dan bepergian dalam kelompok sosial kecil yang terdiri dari enam individu atau lebih, tapi mereka masih tetap menjaga privasi satu sama lain.

Baca Juga: Lintah, Kelompok Hewan Dalam Keluarga Cacing Beruas yang Memiliki Alat Pengisap Darah

Penguin mata kuning biasanya mencari makan di sepanjang perairan laut. Mereka bisa mencari makan Sedalam 160 meter di bawah permukaan laut dan 50 kilometer jauhnya dari tepi laut.

Dilansir A-Z Animals, spesies penguin ini banyak memakan ikan kecil termasuk ikan opal, ahuru dan ikan cod merah. Cumi panah merupakan makanan tambahan penting untuk penguin satu ini.

Periode berganti bulu penguin mata kuning terjadi di bulan Februari hingga Maret yang berlangsung selama 3-4 minggu.

Berbeda dengan spesies burung laut lainnya, mereka meluruhkan seluruh bulunya sekaligus.

Selama periode pergantian itu, penguin mata kuning menjadi sangat rentan dan kehilangan berat badan hingga 4 kg.

Sistem perkawinan penguin mata kuning adalah serial monogami, mereka hanya bersama satu pasangan selama satu musim kawin.

Itu terjadi di pertengahan bulan Agustus hingga pertengahan bulan Maret. Setelah membentuk pasangan, mereka akan membangun sarang.

Betina menghasilkan dua telur yang dierami oleh keduanya.Selama 25 hari kehidupannya setelah menetas, anak-anaknya dirawat oleh kedua induk yang akan memberinya makan selama 15-25 hari.

Mereka baru dewasa sekitar pertengahan Februari. Di umur setahun anak-anak tersebut mulai memasuki periode pergantian kulit untuk mendapatkan kulit dewasanya, termasuk garis kuningnya.

Terdapat tiga ancaman utama bagi keberadaan penguin mata kuning. Ancaman tersebut berupa degradasi habitatnya, kehadiran pemangsa pendatang serta perubahan iklim.

Pengurangan habitatnya diakibatkan dari pembangunan pertanian di wilayah jelajahnya, terutama hutan pantai di dataran New Zealand.

Selain itu, mereka juga terkena dampak dari masuknya domba dan sapi yang menginjak-injak sarangnya, ini akibat dari penggembalaan berlebihan.

Perubahan lingkungan juga berdampak pada populasi penguin karena perubahan suhu laut, ini menyebabkan turunnya populasi mangsa bagi mereka.

Jumlah populasinya hanya sekitar 3.400 penguin mata kuning dewasa. Saat ini mereka diklafisifkasikan sebagai Endangered oleh IUCN.***

 

Editor: Sam Legowo


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah