Lintah, Kelompok Hewan Dalam Keluarga Cacing Beruas yang Memiliki Alat Pengisap Darah

- 24 April 2024, 07:01 WIB
Lintah, Kelompok Hewan Dalam Keluarga Cacing Beruas yang Memiliki Alat Pengisap Darah
Lintah, Kelompok Hewan Dalam Keluarga Cacing Beruas yang Memiliki Alat Pengisap Darah /ilustrasi/

Malanghits.com - Lintah adalah kelompok hewan dalam keluarga cacing beruas (Annelida) yang berbadan pipih serta memiliki alat pengisap darah di ujung kepala dan ujung ekornya.

Sekitar tiga perempat spesies lintah hidup sebagai parasit yang mengisap darah inangnya, sedangkan sisanya merupakan pemangsa.

Secara taksonomi, hewan ini dikelompokkan sebagai subkelas Hirudinea.

Baca Juga: Mengenal Beberapa Jenis Ular Berbahaya yang Hidup di Persawahan dan Patut Diwaspadai

Hewan ini berkerabat dengan Oligocheata (seperti cacing tanah) yang sama-sama memiliki tubuh lunak, berotot, beruas, dapat memendek serta memanjang, memiliki klitelum, serta bersifat hermafrodit.

Lintah dibedakan dari kerabatnya tersebut oleh kedua alat pengisapnya, serta oleh ketaksesuaian antara cincin-cincin tubuh luarnya dengan ruas-ruas tubuh dalamnya.

Tubuhnya berotot dan relatif padat. Berbeda dengan Annelida lainnya yang memiliki selom (rongga tubuh) berukuran besar, selom lintah telah berubah menjadi saluran-saluran kecil.

Baca Juga: Kura-Kura Matahari, Satwa Asli Indonesia yang Unik dan Langka

Tubuh lintah biasanya berwarna gelap, cokelat kehijauan tanpa bintik dan gelap rata-rata memiliki panjang 2 inci.

Lintah bernapas melalui kulit, sistem pencernaannya berisi tembolok atau kantong di mana berfungsi untuk menyimpan makanan selama beberapa bulan.

Mereka memiliki 1 hingga 4 pasang mata terletak di ujung anterior.

Baca Juga: Mata Mata, Salah Satu Kura-Kura Teraneh di Dunia Dari Lembah Amazon

Lintah mempunyai organ sensorik di kepala dan permukaan tubuhnya berfungsi untuk mendeteksi perubahan intensitas terhadap cahaya, suhu dan getaran.

Selain itu, lintah bergerak seperti belut atau gerakan merangkak menggunakan pengisap anterior atau tubuh bagian depan dan posterior (bagian belakang).

Kebanyakan lintah bersifat sanguivora yakni memakan parasit penghisap darah inang seperti darah manusia, hewan: ikan, katak, kura-kura dan burung.

Lintah mampu menelan darah beberapa kali lipat berat tubuhnya dalam satu kali makan.Setelah makan, lintah akan bersembunyi di tempat lebih gelap untuk mencerna makanannya.

Pencernaannya lambat sehingga memungkinkan lintah dapat bertahan hidup selama periode beberapa bulan. Uniknya, lintah terbagi banyak kelompok berdasarkan cara makannya.

Pertama, kelompok satu disebut lintah berahang di mana mempunyai rahang dilengkapi gigi untuk menggigit inang parasitnya.

Lintah darat termasuk dalam kelompok ini.Kelompok kedua yakni lintah tanpa rahang yakni mereka menyuntikan tonjolan seperti jarum disebut belalai masuk ke dalam tubuh inangnya mengeluarkan enzim, hemetin yang melarutkan gumpalan darah.

Kelompok ketiga meliputi lintah cacing tidak memiliki rahang atau gigi. Namun, mereka bisa menelan mangsanya secara utuh.

Makanannya yaitu invertebrata kecil.Ketika lintah mendapatkan mangsanya, mereka akan mulai merangkak, mencoba-coba dan eksekusinya menyetuh inangnya dengan pengisap anterior.

Lintah air lebih mengejar inangnya, sedangkan lintah darat sering kali ditemukan tidak sengaja menempel pada inangnya.      

Hermafrodit menunjukkan setiap lintah berjenis kelamin jantan dan betina sehingga memiliki organ seksual jantan dan betina sekaligus. Selama perkawinan, pasangan lintah akan saling membuahi telur satu sama lain.

Bayi lintah berkembang di dalam kepompong di mana proses bertumbuhnya memakan waktu hingga sembilan bulan. Lintah muda muncul dalam keadaan utuh dan siap hidup mandiri.

Meskipun terlihat mengerikan, lintah dapat dimanfaatkan oleh berbagai kepentingan yang berujung positif.

Di dunia medis, lintah digunakan sebagai pengobatan mata hitam dan pengobatan radang telinga tengah.

Air liur lintah mengandung pengecer darah alami mencegah menggumpalnya darah. Selain itu berpotensi juga sebagai pengobatan serangan jantung dan stroke.

Lintah sangat berguna untuk bedah plastik dan rekonstruksi, jelas Kingcounty.

Lintah juga digunakan untuk mengeluarkan darah yang tersumbat memungkinkan sirkulasi menjadi normal kembali ke jaringan dan mencegahnya timbulnya jaringan tubuh mati atau gangrene.

Gigitan lintah dapat menyebabkan keluarnya cairan selama beberapa jam di mana kehilangan darahnya tidak signifikan.

Namun, ini tidak boleh terjadi terus-terusan terutama bagi manusia yang sedang kurang darah atau anemia.

Selain itu, gigitannya menghasilkan iritasi dan gatal. Lintah menyebarkan gejala Trypanosomes yang menginfeksi ikan, buaya dan platypus. Syukurnya, gejala ini tidak membahayakan manusia.

Terdapat 4 ras lintah menjadi khas di berbagai wilayah. Pertama, lintah merah raksasa Kinabalu ditemukan di sebuah gunung di Kalimantan, Indonesia.

Mereka berwarna oranye kemerahan cerah memiliki panjang dua inci atau lebih.

Kedua, Piscicola geometra, ditemukan di perairan tawar Amerika Utara dan barat laut Eropa. Lintah ini biasanya beradaptasi di perairan beroksigen tinggi.

Ketiga, Americobdella valdiviana ditemuka di Amerika Selatan khususnya di Chili. Mereka berciri kuning dan abu-abu di bagian belakangnya.

Keempat, Hirudomedicis atau lebih dikenal sebagai lintah medis di mana dapat mengisap darah inang sepuluh kali lipat berat badannya dan memiliki garis merah tipis di belakangnya.***

Editor: Sam Legowo


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah