Air Terjun Madakaripura Tempat Petilasan Patih Gajah Mada

28 Januari 2024, 21:46 WIB
Air Terjun Madakaripura Tempat Petilasan Patih Gajah Mada /ilustrasi-malanghits-Air Terjun Madakaripura/

Malanghits.com, Air Terjun Madakaripura merupakan wisata yang terletak di Desa Negororejo Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo.

Air terjun ini juga dikenal sebagai petilasan Patih Gajah Mada dari Kerajaan Majapahit sebelum moksa.

Berikut fakta unik seputar Air Terjun Madakaripura, Probolinggo yang patut diketahui.

Baca Juga: Anak Milenial Harus Tahu Asal Mula Musik Country

Air terjun Madakaripura memiliki ketinggian kurang lebih 200 meter ini menjadikan madakaripura menjadi air terjun tertinggi di Pulau Jawa.

Perjalanan menuju air terjun Madakaripura sangat indah dan memanjakan mata dengan pemandangan pohon-pohon besar.

Selain itu udara disana masih segar dan melewati sungai-sungai kecil. Untuk sampai ke air terjun Madakaripura diperlukan effort yang tinggi.

Baca Juga: Bejat! Seorang Lansia Mencabuli 3 Bocah Perempuan

Disarankan menggunakan alas kaki yang kuat atau sandal gunung, karena perjalanan yang diperlukan untuk sampai kesana kurang lebih 1 jam.

Asal Usul Nama Madakaripura

Sesuai dengan namanya, madakaripura terdiri dari 3 kata. Kata “mada” merupakan nama belakang dari patih Gajah Mada.

Baca Juga: Menelusuri Sejarah Panjang Terciptanya Sandal Jepit

Air Terjun Madakaripura Tempat Petilasan Patih Gajah Mada

Kata “kari” memiliki arti “peninggalan” dan kata “pura” memiliki arti “sembahyang”. Jadi Madakaripura memiliki arti tempat Patih Gajah Mada yang meninggal saat sedang sembahyang.

Arti nama ini sejalan dengan kepercayaan masyarakat sekitar yang menceritakan bahwa Patih Gajah Mada menghabiskan sisa umurnya di air terjun ini.

Diyakini Patih Gajah Mada saat meninggal, beliau tetap berada disini untuk merenungkan perbuatan apa saja yang dilakukan selama hidupnya.

Baca Juga: Antisipasi Stunting, Menkes Imbau Orangtua Untuk Rutin Bawa dan Timbang Anak di Posyandu

Cerita ini diperkuat dengan adanya patung Patih Gajah Mada di kawasan dekat pintu masuk air terjun.

Tersembunyi di lereng Gunung Bromo

Air terjun Madakaripura ini berada tepat di lereng Gunung Bromo. Memiliki ketinggian 1000 mdpl membuat hawa di sekitar air terjun terasa sejuk.

Air terjun ini memiliki bentuk yang khas, yaitu bentuk tebing di sekelilingnya menyerupai ceruk sehingga membuat pengunjung seolah-olah berada di dalam botol.

Selain itu guyuran air dari atas tidak hanya berjumlah satu melainkan hampir merata di semua bagian tebing.

Baca Juga: Rahasia dan Tips Awet Muda di Usia 50 Tahun Ala Artis Korea

Hal ini membuat guyuran air terjun Madakaripura menyerupai hujan. Oleh karena itu, disarankan bagi pengunjung yang datang untuk menyiapkan jas hujan.

Air terjun ini dikenal dengan air terjun abadi karena airnya tidak pernah kering dalam segala musim. Debit airnya pun statis, tidak berkurang atau bertambah.

Tempat yang Disakralkan

Air terjun Madakaripura ini tak lepas kaitannya dengan ritual-ritual adat dari Suku Tengger Gunung Bromo.

Baca Juga: Usai Sepekan Lakukan Pencarian, Pasukan TNI Berhasil Menduduki Markas KKB Papua

Biasanya menjelang Yadya Kasada, diadakan pengambilan air suci atau mendak tirta di air terjun madakaripura ini.

Prosesi ini biasanya dilakukan sebagai awal sebelum dimulainya Yadnya Kasada. Air di air terjun Madakaripura ini dipercaya sebagai air suci.

Hal ini karena kepercayaan Suku Tengger bahwa tempat ini merupakan salah satu tempat yang sakral sebagai tempat pertapaan Patih gajah Mada.

Para pemangku adat biasanya membatasi jumlah warga Tengger yang mengikuti ritual ini agar para pemangku adat dan warga sekitar terus bisa menjaga kelestarian budaya lokal.

Baca Juga: Menjelang Tahun Baru Imlek, Pusat Perbelanjaan di Jakarta Dipenuhi Berbagai Ornamen Khas Imlek

Air Terjun Madakaripura Tempat Petilasan Patih Gajah Mada

Kepercayaan Warga Sekitar

Kepercayaan warga sekitar tentang mitos air terjun Madakaripura masih sangat kuat. Hal ini terlihat bagaimana cara warga sekitar untuk menjaga kearifan tempat ini.

Dipercaya tempat ini merupakan tempat yang sakral bagi patih Gajah Mada dalam menghabiskan sisa umurnya.

Merenungi apa saja yang telah diperbuat selama hidupnya. Maka muncul kepercayaan bahwa siapa saja yang mempunyai niat buruk maka akan menemui kesialan.

Begitupun dengan wisatawan yang mempunyai niat baik, maka kebaikan juga akan menghampirinya.

Selain itu warga sekitar selalu menyarankan wisatawan untuk meninggalkan lokasi air terjun sebelum pukul 14.00 WIB.

Karena dipercaya akan turun hujan mendadak yang akan mempengaruhi debit air terjun dan bisa membahayakan wisatawan.***

Editor: Sam Legowo

Tags

Terkini

Terpopuler