Perkembangan pers pada masa Orde Lama
Pada Masa Orde Lama, perkembangan pers di Indonesia dapat dibagi ke dalam tiga periode, yaitu: Pers Era Revolusi Fisik Era ini berlangsung antara 1945-1949, di mana Belanda masih menolak mengakui kemerdekaan Indonesia.
Pada masa ini, pers terbagi menjadi dua, yaitu Pers NICA yang diterbitkan oleh Belanda, dan Pers Republik yang diterbitkan oleh rakyat Indonesia.
Pers NICA digunakan untuk menyebarkan propaganda yang bertujuan memengaruhi penduduk Indonesia, sementara Pers Republik bertujuan untuk menguatkan semangat perlawanan dan mempertahankan kemerdekaan.
Pers Era Demokrasi Liberal
Selama periode demokrasi liberal (1950-1959), pers Indonesia juga mengadopsi nilai-nilai liberalisme atau kebebasan.
Di era ini, pers berperan menjadi alat komunikasi bagi partai politik. Pemberitaan pers cenderung bersifat partisan dan digunakan sebagai instrumen dalam perjuangan politik, yang mengakibatkan media menjadi tidak netral.
Pers Era Demokrasi Terpimpin
Pada masa demokrasi terpimpin, Presiden Soekarno bertindak otoriter, termasuk terhadap pers. Pers diatur dengan ketat untuk mendukung revolusi pemerintah dan kebijakannya.
Selain itu, media digunakan sebagai alat untuk mempertahankan pemerintahan dan mendukung kebijakan pemerintah.