8 Orang Meninggal Akibat Terjangkit DBD, Dinkes Solo Imbau Masyarakat Aktif Basmi Jentik Nyamuk

- 21 Mei 2024, 15:24 WIB
8 Orang Meninggal Akibat Terjangkit DBD, Dinkes Solo Imbau Masyarakat Aktif Basmi Jentik Nyamuk
8 Orang Meninggal Akibat Terjangkit DBD, Dinkes Solo Imbau Masyarakat Aktif Basmi Jentik Nyamuk /ilustrasi/

Malanghits.com - Penyakit demam berdarah dengue (DBD) masih terus menjadi momok di masyarakat.

Dari awal tahun hingga kini ada terdata ada 103 kasus DBD yang tercatat di Dinas Kesehatan Kota Solo.

Kepala Dinas Kesehatan Retno Erawati Wulandari mengatakan dari ratusan kasus tersebut ada 8 kematian. Namun, itu adalah jumlah akumulasi dari awal tahun 2024.

Baca Juga: Gelar Apel Komandan Satuan di Banyuwangi, Jajaran Kodam V/Brawijaya Sampaikan Program dan Satukan Persepsi

"Total kasusnya sampai dengan pekan kemarin atau di pekan 20 totalnya ada 103 kasus," kata Retno saat dihubungi awak media, Selasa (21/5/2024).

Pihaknya juga mengatakan jika dibandingkan tahun 2023 terdapat kenaikan. Oleh sebab itu, pemerintah Kota Solo menurunkan surat edaran dengan nomor RS.09.01/1240/2024 yang berisi tentang pencegahan dan pengendalian infeksi DBD dan Arbovirosis.

"Memang agak naik untuk yang tahun ini tetapi kita sudah upayakan dengan berbagai upaya. Salah satunya adalah kita sudah membuat SE Wali Kota terkait dengan DBD di mana dalam SE tersebut menganjurkan masyarakat untuk PSN," kata Retno.

Baca Juga: Pastikan Kelayakan, Dinas KPKP DKI Periksa Kesehatan Ribuan Hewan Kurban Jelang Idul Adha

Selain itu, pihaknya juga melakukan upaya berupa edukasi kepada masyarakat yang daerahnya terpapar DBD melalui puskesmas. Ia juga mengatakan ada pemantauan jentik oleh puskesmas bersama 'kader pemantau jentik'.

Di sisi lain, ia mengatakan sudah ada tanda penurunan kasus DBD jika dibandingkan dengan pekan sebelumnya. Dimana pada pekan ke-14 ada 10 kasus.

"Dari kasus sebelumnya sudah mulai turun dibandingkan minggu-minggu sebelumnya, tapi memang masih ada kasusnya. Puncaknya ada di Minggu ke 14 itu dalam satu pekan ada 10 kasus, itu puncaknya dari 2024 ini," katanya.

Baca Juga: Antisipasi Kejahatan Jalanan, Polda DIY Optimalkan Program Smart City

Retno mengatakan salah satu penyebab adanya anak yang meninggal akibat DBD lantaran telatnya pertolongan.

Hal tersebut dikarenakan orang tua mengira anaknya sudah sembuh dari panas padahal itu adalah masa kritis.

"(Penyebabnya) Anaknya sakit itu tidak diperiksakan atau kadang diperiksakan ke dokter pribadi, terus ketika diminta kontrol ke hari ke berapa tidak datang kontrol," katanya.

"Masa kritis itu kan suhunya turun tapi itu tidak perbaikan mereka (orang tua anak) mengira adalah perbaikan. Biasanya terjadinya kematian itu karena keterlambatan pertolongan karena mereka (mengira anaknya) sudah membaik, sudah tidak panas. Sering kecolongannya di masa kritis seperti itu," katanya.

Pihaknya juga mengimbau para orang tua anak agar segera menghubungi faskes terdekat agar tidak terjadi keterlambatan. Selain itu pihaknya juga meminta masyarakat aktif membasmi jentik nyamu.

Artinya, ungkap dia, kalau terdapat permasalahan kesehatan tidak hanya panas terutama terkait DBD segera hubungi faskes terdekat.

Selain itu ikuti anjuran yang sudah diberikan oleh dokter supaya tidak terjadi keterlambatan.***

 

Editor: Reno Sari


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah