DBD Kembali Merajalela, Kemenkes Sebut Perubahan Iklim Menjadi Salah Satu Faktor Pemicu

- 23 April 2024, 10:33 WIB
DBD Kembali Merajalela, Kemenkes Sebut Perubahan Iklim Menjadi Salah Satu Faktor Pemicu
DBD Kembali Merajalela, Kemenkes Sebut Perubahan Iklim Menjadi Salah Satu Faktor Pemicu /ilustrasi/

Malanghits.com - Belakangan ini banyak diberitakan kembali meningkatnya kasus penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di beberapa wilayah Indonesia.

Sebelumya, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Imran Pambudi mengatakan pada 2023 mereka berhasil menurunkan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) dari 143 ribu ke 115 ribu

Namun di tahun 2024 ini, kemenkes mendata kasus ini kembali merebak bahkan sudah memakan korban jiwa.

Baca Juga: Presiden Jokowi: Hari Kartini Adalah Peringatan Akan Perjalanan Panjang Perempuan Dalam Menemukan Kesetaraan

pada kesempatan ini kemenkes juga mengungkapkan bahwa faktor perubahan iklim juga sangat mempengaruhi kembali meningkatnya kasus DBD.

Oleh karena itu, kata Imran, sistem diagnosis Dengue perlu ditingkatkan agar dapat mengetahui penyakit yang bersifat zoonosis serta yang disebabkan oleh lingkungan.

"Kita butuh deteksi, seperti yang Pak Menteri bilang, yang menyebut tentang rapid test, karena ini perlu didistribusikan di fasilitas kesehatan dasar kita, karena Dengue memiliki (konsekuensi) yang parah apabila telat ditangani," ujarnya dalam Arbovirus Summit yang disiarkan di kanal YouTube Kemenkes RI di Jakarta, Senin (22/4/24).

Baca Juga: Danyon Letkol Arh Joko Sukoyo, S. Sos,M.Han Resmi Serah Terima Jabatan ke Letkol Arh Sabdho Aji Wibowo, M.Han

Dia juga mengatakan bahwa setelah COVID-19, gejala-gejala Dengue sudah tidak lagi berupa gejala klasik, sehingga perlu diwaspadai. Menurutnya, sekitar 50 persen kasus Dengue tidak memiliki gejala.

Oleh karena itu, kata dia, perlu adanya sistem yang sensitif guna mendeteksi penyakit tersebut.

Halaman:

Editor: Reno Sari

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah