Network
Malanghits.com - Syukuran Situs Patirtaan Ngawonggo yang ke-7 tahun berlangsung dengan hikmat.
Acara ini juga dihadiri oleh berbagai instansi pemerintah dan dinas, termasuk Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Badan Pelestarian Kebudayaan (BPK) wilayah XI, Polsek Tajinan, KORAMIL 0818/20 Tajinan, dan Kecamatan Tajinan.
Dalam syukuran ini terdapat tumpengan yang memiliki arti memperingati hari besar.
Baca Juga: Kolaborasi Batu Campsite Dengan Axiomatic Creative Gelar Pelukan Pohon Kasih
Tumpeng pada acara ini terdapat 2 macam yaitu tumpeng ayam ingkung dan tumpeng jajanan tradisional.
Lauk-lauk lain disajikan menggunakan encek (wadah makanan yang terbuat dari gedebog pisang) yang menggambarkan kesederhanaan.
Tumpeng jajanan tradisional yang disajikan memiliki 8 jenis jajanan yaitu lupis, gethuk, ongol-ongol, ketan bubuk, cenil, lemet, sawut, dan orok-orok.
Baca Juga: Libur Panjang Idul Adha, Ribuan Penumpang KAI Mulai Tinggalkan Wilayah Kota Malang
Terdapat pula bubur merah putih sebagai simbol menolak bala agar acara dapat berjalan dengan lancar.
Syukuran ini juga merupakan salah satu rangkaian acara dari Nguri-nguri Budaya Ngawonggo yang merupakan hasil kolaborasi antara kelompok Estelle Crew praktikum Public Relations 3 Management Event program studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang dengan Situs Patirtaan Ngawonggo.
Acara ini juga menyajikan pameran seni hasil karya warga Desa Ngawonggo dan hiburan seniman lokal yang turut memeriahkan acara ini.
Baca Juga: Axiomatic Creative Bagikan 50 Bunga dalam Acara Pelukan Pohon Kasih
“Dengan adanya acara ini, semoga warga semakin terbesit untuk menjadi pemilik Situs Ngawonggo, ada peningkatan sumber daya manusia dan ekonomi. Mohon dukungannya atas pelestariannya,” ujar Bapak Hartono, Sabtu (15/06/2024).
Pada acara ini para dinas dan instansi yang datang dapat menikmati makanan dan jajanan yang disediakan dan makan bersama dengan pengunjung lain dan para pengelola.
Melihat hasil karya anak Desa Ngawonggo, menikmati hiburan dari musisi lokal yaitu Joko Tebon, dan pengrajin suling Desa Ngawonggo (Pak Nur).
dan merasakan langsung pengalaman dalam membuat alat musik tradisional yaitu harpa mulut bersama Mas Bejo.
Dinas dan instansi pemerintah lainnya juga berharap masyarakat dapat ikut andil dalam pelestarian budaya dan tetap mendukung budaya lokal yang ada.
Kelompok Estelle Crew juga berharap dengan diselenggarakannya acara ini dapat menjadi sarana untuk para tamu mendapatkan edukasi dengan cara yang menarik dan menghibur.
Selain itu juga dengan adanya acara ini dapat menumbuhkan inisiatif para tamu agar selalu melestarikan warisan budaya dan dapat menjadi wadah untuk mengekspresikan hasil karya dari warga Desa Ngawonggo.***
