Jelang Ramadan Rakyat Menjerit, Kenaikan Bahan Pokok dan Pangan Terus Melonjak

29 Februari 2024, 08:57 WIB
Jelang Ramadan Rakyat Menjerit, Kenaikan Bahan Pokok dan Pangan Terus Melonjak /

Malanghits.com - Harga sejumlah bahan pangan di Kota Malang belakangan ini terus mengalami kenaikan. Misalnya seperti beras.

Untuk kategori premium, harga di eceran telah mencapai Rp 14 ribu hingga Rp 16 ribu per kilogram dari sebelumnya Rp 13 ribuan per kilogram.

Komoditi lain seperti cabai dan tomat turut mengalami kenaikan bahkan hingga 2 kali lipat dari harga normal.

Salah satu pedagang di Pasar Klojen, Sulistiyani mengatakan, komoditi cabai dan tomat terus merangkak naik selama beberapa pekan ini.

Baca Juga: Bersama Kemenparekraf, Komite Ekonomi Kreatif Kota Batu Optimalkan Potensi Wisata

Menurutnya, kenaikan harga tomat hampir dua kali lipat dari harga normal yakni Rp 10 ribu, kini mencapai Rp 18 ribu per kilogram untuk ukuran kecil dan Rp 20 ribu per kilogram untuk ukuran besar.

Sedangkan untuk cabe rawit dari sebelumnya seharga Rp 26 ribu per kilogram kini menjadi Rp 38 ribu per kilogram.

Sementara untuk cabai merah besar menurutnya lebih signifikan, yakni Rp 60 ribu per kilogram dari sebelumnya Rp 30 ribu per kilogram.

Baca Juga: Melirik Situs Pendem yang berada di Desa Pendem Kota Batu

Sejumlah harga kebutuhan pokok di Kota Malang ternyata masih terus melonjak hingga kini. Bahkan, kenaikan harga ini sudah terasa sejak sebelum Pemilu 2024 lalu.

Warga Malang terkaget-kaget dengan kenaikan harga pangan beberapa hari terakhir. Tak tanggung-tanggung, harga cabai menyentuh Rp 90 ribu per kilogram (kg) sedangkan telur ayam melonjak ke Rp 30 ribu per kg.

Mamik (70), pedagang Pasar Kebalen Malang, mengatakan bahwa sejumlah harga pangan mengalami kenaikan secara bertahap sejak sebelum pemilu 2024.

Baca Juga: Cipta Kondisi Pasca Pungut Suara Petugas Kepolisian Menggelar Patroli ke Beberapa Titik

Para pedagang mengira harga bahan pangan akan turun setelah pemilu, tetapi pada kenyataannya hal tersebut tidak terjadi. Bahkan cenderung terus merangkak naik.

“Saya kira habis pemilu ini harga harga sudah stabil ternyata puncaknya malah terjadi akhir-akhir ini” terangnya, Senin (26/2/2024).

Kenaikan drastis terjadi pada harga cabai. Saat ini harga cabai menyentuh Rp 90.000 per kg. Sedangkan harga sebelumnya masih di kisaran Rp 40 .000 per kg. Artinya, kenaikannya hampir 100%.

“akhir-akhir ini hampir naik semua. Mulai dari telor yang sekarang di harga Rp 30 ribu, ayam Rp 35 ribu, bawang merah juga naik,"kata dia.

"Yang paling drastis ada cabai merah dari Rp 40 ribu menjadi Rp 90 ribu Kalau cabai merah kecil alhamdulillah menurun yang tadinya Rp 75 ribu hari ini tadi jadi Rp 60 ribu, tambah Mamik.

Baca Juga: Antisipasi TPS Rawan Geografis, Polres Malang Siagakan Personel Tambahan

Kenaikan ini juga berpengaruh terhadap omzet penjualan pedagang sayur dan bahan pokok, karena akibat dari kenaikan ini, Mamik harus mengurangi stok daging dan ikan.

“Pasti omzetnya berkurang, yang biasanya bisa menyediakan ikan dan juga daging-dagingan sekarang harus dikurangin karena harganya naik juga yang beli juga nggak banyak," kata dia.

Tidak banyak yang diharapkan Mamik. Pedagang kecil ini ingin pemerintah bisa menekan harga pangan sehingga harganya stabil.

Sebelumnya, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan biaya pokok produksi beras di tingkat petani semakin meningkat. Hal itu, berpengaruh pada harga jual beras di pasaran.

Arief memandang, kondisi tersebut menjadi salah satu faktor sulitnya menurunkan harga beras. Di samping itu, harga beras di dunia yang juga sedang mengalami tren kenaikan.

Baca Juga: Hari Ini Pemungutan Suara Pemilu 2024 di Kota Wisata Batu Berjalan Lancar dan Kondusif

"Terkait harga beras nantinya, variabel cost sudah mengalami kenaikan, mulai dari pupuk, harian orang kerja, BBM, dan unsur produksi lainnya.

Ini bukan hanya terjadi di Indonesia. Lihat saja harga beras di luar negeri sudah menyentuh USD 650-670 per metrik ton," kata Arief dalam keterangannya, dikutip Sabtu (24/2/2024).

Dia menjelaskan, atas kondisi-kondisi tadi, cukup sulit untuk harga beras turun. Apalagi jika dibandingkan dengan harga beras sekitar 2-3 tahun lalu. Namun, satu hal yang dipastikannya adalah stok yang cukup.

"Jadi agak sulit untuk mengatakan harga beras nanti akan turun seperti 2-3 tahun lalu. Tapi yang terpenting adalah ketersediaan stok secured (diamankan) terlebih dahulu," ucap dia.

Pada proses penyerapan itu, pihaknya tengah bersiap menghadapi panen raya beras. Nantinya, Perum Bulog akan menyerap hasil panen petani dalam negeri.***

Editor: Jingga Almadea

Tags

Terkini

Terpopuler