Kumbang Huhu, Kumbang Terberat Endemik Selandia Baru yang dapat dikonsumsi

- 11 April 2024, 11:03 WIB
Kumbang Huhu, Kumbang Terberat Endemik Selandia Baru yang dapat dikonsumsi
Kumbang Huhu, Kumbang Terberat Endemik Selandia Baru yang dapat dikonsumsi /ilustrasi/

Malanghits.com - Kumbang huhu ( Prionoplus reticularis ) adalah kumbang tanduk panjang yang endemik di Selandia Baru. Ini adalah kumbang terberat yang ditemukan di Selandia Baru .

Bagi Māori , bentuk larva dikenal sebagai huhu (juga tunga haere, tunga rākau) dengan tahap dewasa dikenal sebagai pepe-te-muimui.

Namun, bentuk larva dan dewasanya masing-masing disebut sebagai belatung huhu dan kumbang huhu.

Baca Juga: Mengenal Springtail, Hewan Kecil yang Hidup Dalam Kegelapan yang Penuh Kelembapan

Saat larva huhu mencapai kematangan, ia berhenti menggali kayu dan membuang kulitnya. Tahapan yang masih dapat dimakan ini dikenal di Māori sebagai tataka.

Ia kemudian mengembangkan sayap dan kaki, dan ketika masih berwarna putih, ia dikenal sebagai pepe .

Akhirnya muncul dan terbang untuk berkembang biak dan dikenal dengan nama tunga rere.

Baca Juga: Burung Emu, Burung Unik yang Pernah Menang Perang dengan Manusia

Kumbang huhu betina dewasa bertelur 3 mm dalam jumlah 10–50 telur berbentuk cerutu, meskipun dapat ditemukan hingga 100 telur.

Telur diletakkan di tempat tersembunyi atau di celah kulit kayu yang tumbang. Dalam kondisi laboratorium 20°C ± 2°C dan kelembaban relatif c. 75%, telur menetas dalam waktu 23±2 hari.

Halaman:

Editor: Reno Sari


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah