Mengenal Berbagai Spesies mamalia Kecil Tertua di Bumi yang Masih Ada

- 31 Januari 2024, 20:25 WIB
Mengenal Berbagai Spesies mamalia Kecil Tertua di Bumi yang Masih Ada
Mengenal Berbagai Spesies mamalia Kecil Tertua di Bumi yang Masih Ada /

Malanghits.com, Tidak seperti dinosaurus, mamalia selamat dari peristiwa kepunahan massal yang terjadi sekitar 66 juta tahun yang lalu.

Sebenarnya, sejumlah kelompok mamalia juga musnah dalam peristiwa tersebut, tetapi beberapa spesies mamalia kecil berhasil bertahan dan berdiversifikasi menjadi bentuk baru.

Dari semua mamalia yang ada sekarang, banyak di antaranya sudah ada sejak jutaan tahun lalu, meskipun mungkin mengalami sejumlah evolusi.

Baca Juga: Burung yang Mempunyai Kecantikan dan Kecerdasan Dilindungi

1. Platipus

Platipus atau yang memiliki nama ilmiah Ornithorhynchus anatinus adalah mamalia amfibi asal Australia yang mudah dikenali karena paruhnya yang datar.

Kekhasan lain dari penampilan platipus adalah bercak putih mencolok di bawah matanya.

Mamalia ini memiliki bulu berwarna gelap hingga cokelat muda di bagian atas, dan bulu yang lebih terang di bagian bawah.

Baca Juga: Ubur-ubur Barel, Species Laut yang Memiliki Perilaku Unik

Diterangkan laman Britannica, catatan fosil menunjukkan monotremata atau mamalia bertelur mirip platipus pertama kali muncul sekitar 110 juta tahun yang lalu, pada Periode Kapur awal.

Kala itu, Australia masih terhubung dengan Amerika Selatan. Monotremata periode Kapur ditempatkan dalam keluarga platipus seperti saat ini.

2. Landak semut

Baca Juga: Mengenal Elang Stepa, Burung Pemangsa Besar yang Memiliki Cara Berkomunikasi yang Unik

Ekidna atau landak semut termasuk dalam famili Tachyglossidae dan masih berkerabat dengan platipus dan sama-sama merupakan monotremata.

Menurut laman Britannica, landak semut mungkin berevolusi dari nenek moyang monotremata selama periode Paleogen, yaitu 65,5 hingga 23 juta tahun yang lalu. 

Fosil landak semut tertua yang diketahui ditemukan dari deposit gua Australia timur dari sekitar 17 juta tahun yang lalu.

Baca Juga: Mengulas Keunikan Fenomena Menopause Orca Si Paus Pembunuh

Peneliti juga meyakini bahwa dulunya landak semut pernah tersebar luas dan lebih beragam. Diyakini, landak semut pernah berukuran sangat besar dengan panjang lebih dari 1 meter.

3. Solenodon

Solenodon adalah mamalia mirip tikus seukuran kelinci yang hanya ditemukan di Kuba dan Hispaniola.

Dilansir laman The Guardian, pengamatan terhadap DNA mitokondria solenodon menunjukkan bahwa garis keturunan mamalia ini menyimpang dari mamalia plasenta lainnya sekitar 78 juta tahun lalu.

Para peneliti tidak sepenuhnya yakin di mana berbagai populasi solenodon berada saat asteroid menghantam.

Akan tetapi, mereka menduga populasinya nyaris punah. Luar biasa mengetahui bahwa solenodon berhasil menyelamatkan diri, sementara ekosistem di sekitar mereka mengalami kehancuran.

4. Tikus gajah

Tikus gajah atau sengi adalah mamalia Afrika seukuran tikus yang memiliki moncong panjang seperti belalai.

Ciri lain dari tikus gajah adalah memiliki tubuh ramping dan kaki belakang yang sangat panjang.

Dijelaskan laman Britannica, sejarah evolusi tikus gajah terbatas di Afrika dan berasal dari Eosen Akhir, yaitu 41,3 hingga 33,9 juta tahun yang lalu.

Kerabat terdekat mereka adalah tikus pohon, tetapi sejak tahun 1950-an, tikus gajah dimasukkan ke dalam ordo yang berbeda. 

5. Monito del monte

Monito del monte adalah marsupial Amerika Selatan yang berhubungan langsung dengan marsupial dari Australia, seperti kanguru, koala, walabi, dan sebagainya.

Menurut laman Oldest, monito del monte diyakini terkait dengan Djarthia, marsupial Australia yang sekarang sudah punah.

Monito del monte diperkirakan sudah ada sejak 46 juta tahun yang lalu. Mereka diyakini bermigrasi dari Australia ke Amerika Selatan saat kedua benua masih terhubung.

Saat ini, monito del monte dapat ditemukan di dataran tinggi Argentina dan Chili.

Namun, karena beberapa faktor, seperti habitat yang terbatas dan ancaman kucing domestik, jumlah monito del monte terus menurun hingga terancam punah.

6. Jerapah

Jerapah yang kita kenal saat ini adalah asli Afrika, tetapi sekitar 20 juta tahun yang lalu, nenek moyang mereka juga berkeliaran di sepanjang Eropa dan Asia.

Dilansir laman Girrafe World, jerapah purba tampak seperti rusa dan jauh lebih pendek daripada jerapah modern.

Namun, ada beberapa perdebatan ilmiah tentang bagaimana leher jerapah bisa menjadi sangat panjang seperti saat ini.

Teori Lamarck yang diperkenalkan pada awal 1800-an menyatakan bahwa langkanya makanan di tanah membuat jerapah secara naluriah mengangkat leher mereka setinggi mungkin untuk mencapai makanan.

Seiring waktu, ukuran leher menjadi lebih panjang yang memungkinkan jerapah bertahan hidup.

Charles Darwin punya teori lain tentang survival of the fittest.

Ia percaya bahwa beberapa jerapah memiliki mutasi genetik yang memungkinkan mereka mengembangkan leher yang lebih panjang.

Para pejantan ini kemudian berkembang biak dan menurunkan kode genetik ke generasi berikutnya.

Sementara, pejantan yang tidak cukup makan tidak akan kuat kawin dengan betina hingga akhirnya mati tanpa memiliki keturunan.

7. Okapi

Okapi adalah hewan yang memiliki tubuh kuda, kaki bergaris seperti zebra, dan lidah yang panjang.

Okapi jantan mudah dibedakan dari betina karena memiliki dua tanduk kecil di bagian atas kepala mereka.

Okapi memiliki tinggi sekitar 1,5 meter. Betina memiliki berat antara 225 hingga 350 kilogram, sementara jantan memiliki berat 200 hingga 300kg.

Mereka berasal dari Republik Demokratik Kongo dan biasanya dapat ditemukan di hutan hujan Afrika.

Dijelaskan laman Live Science, okapi dan jerapah memiliki nenek moyang yang sama, yang hidup sekitar 16 juta tahun yang lalu.

Nenek moyang mereka dikenal sebagai Canthumeryx. Setelah Canthumeryx, pohon keluarga terbelah menjadi dua cabang, dengan jerapah di satu sisi dan okapi di sisi lain.

Sementara leher nenek moyang jerapah memanjang dari waktu ke waktu, nenek moyang okapi mengembangkan leher yang lebih pendek.***

 

 

Editor: Jingga Almadea


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah