Mengenal Perentie, Biawak Terbesar di Australia yang Pemalu

25 April 2024, 14:40 WIB
Mengenal Perentie, Biawak Terbesar di Australia yang Pemalu /ilustrasi/

Malanghits.com - Biawak Perentie (Varanus giganteus) adalah biawak terbesar di Australia, dan kadal terbesar ketiga di dunia, setelah Biawak Komodo dan Biawak Air.

Biawak ini ada di sebelah barat pegunungan Great Dividing Range di Australia. Spesies ini tidak banyak terlihat karena sifat mereka yang pemalu.

Biawak ini merupakan makanan favorit di antara suku Aborigin padang pasir, dan lemaknya digunakan untuk pengobatan dan upacara keagamaan.

Baca Juga: Black Flying Fox, Spesies Kelelawar Terbesar di Dunia

Menjadi spesies kadal berukuran besar, parentie juga bisa menyantap kanguru dan dingo. Sabetan ekornya saja bisa mematahkan tulang.

Ukurannya bersaing dengan biawak nil yang hidup di Afrika. Dicatat laman Animalia, panjang perentie mencapai 2 meter dengan berat 20 kilogram.

Perentie merupakan hewan penyendiri. Perentie tersebar di wilayah pedalaman Australia yang gersang dan semi-kering jauh dari permukiman manusia.

Baca Juga: Penguin Mata Kuning, Spesies Penguin yang Jarang Bergaul

Mereka bisa ditemukan mulai dari pantai Australia Barat sampai Queensland tengah. 

Meskipun ukurannya besar, perentie termasuk hewan yang sangat waspada dan gak suka diganggu.

Mereka sering berlindung di ruang bawah tanah yang digalinya, atau di dalam gua dan celah-celah bebatuan.

Baca Juga: Penguin Adelie, Si Perenang Andal yang Berperilaku Unik

Gak cuma untuk menghindari predator dan gangguan tak diinginkan, perentie juga sembunyi dari cuaca ekstrem di habitatnya yang gersang dan kering.

Kamu bisa melihat kepala mereka terjulur keluar dari tempat berlindungnya untuk mengawasi sekitar. 

Meski ukurannya besar, perentie adalah pelari yang andal. Dilansir laman Active Wild, kecepatan berlari perentie bisa mencapai angka 40 kilometer per jam.

Baca Juga: Mata Mata, Salah Satu Kura-Kura Teraneh di Dunia Dari Lembah Amazon

Keunikan ini salah satunya datang dari kemampuan mereka dalam melebarkan dan mengontraksikan sisi-sisi lehernya.

Hal tersebut bikin perentie bisa memompa banyak udara ke dalam paru-parunya saat berlari, jadi mereka gak mudah terengah-engah. 

Di habitat aslinya yang berpasir, perentie biasanya memangsa serangga, reptil, burung, dan mamalia kecil.

Baca Juga: Peterbald, Kucing Energik, Cerdas dan Mandiri

Bangkai hewan pun turut dimakannya. Menariknya, perentie yang berukuran besar juga bisa memangsa hewan-hewan khas Australia, yaitu kanguru kecil, wombat, sampai dingo.

Gak cuma itu, perentie juga merupakan kanibal oportunistik. Mereka memakan sesamanya, baik yang masih hidup maupun yang sudah mati. 

Perentie merupakan karnivor yang aktif mengejar mangsanya. Mereka menyerang mangsa dengan gigitan atau cambukan ekor.

Dilansir laman Animalia, ekor perentie yang panjang dan berotot mampu mematahkan tulang anjing dengan mudah hanya dalam satu sabetan.

Usai melumpuhkan mangsa, perentie kemudian mengguncang-guncang tubuh mangsanya sampai mati lalu menelannya bulat-bulat. 

Selain ekor panjang berotot yang bisa melumpuhkan mangsa dalam sekali cambukan, perentie juga punya beberapa senjata lain.

Perentie punya deretan gigi tajam yang bentuknya agak melengkung dan mengarah ke belakang untuk mencengkeram mangsa supaya gak mudah lepas begitu tergigit.

Tiap jari kakinya pun dilengkapi dengan cakar yang bisa digunakan untuk memanjat pohon dengan lincah.Gak cuma itu, gigitan perentie bisa menyebabkan rasa sakit luar biasa.

Selain memiliki banyak bakteri di air liurnya, perentie juga punya bisa yang makin memperparah luka gigitan.

Kalau merasa terancam, si kadal raksasa ini gak akan ragu menggunakan senjata-senjatanya untuk mempertahankan diri. ***

Editor: Reno Sari

Tags

Terkini

Terpopuler