Mengenal Jerboa Telinga Panjang, Hewan Pengerat yang Unik

7 Desember 2023, 16:30 WIB
Mengenal Jerboa Telinga Panjang, Hewan Pengerat yang Unik /

Malanghits.com, Jika ditanya hewan mana yang memiliki telinga terbesar, mayoritas pasti akan berpikir gajah. Namun, ternyata gajah tidak sepenuhnya merupakan hewan dengan telinga terbesar.

Ahli zoologi dan mamalogi di American Museum of Natural History, New York, Marry Ellen Holden mengungkap sebagai hewan darat terbesar yang masih hidup, gajah Afrika memiliki telinga terbesar.

Hanya saja, jika ditinjau dengan menggunakan perbandingan terhadap ukuran tubuh, predikat hewan bertelinga terbesar justru harus disematkan pada binatang kecil yang hidup di gurun ini.

Baca Juga: Capybara, Hewan Pengerat Terbesar di Dunia yang Ramah dan Sangat Santai

Namanya jerboa bertelinga panjang (Euchoreutes naso), seekor hewan pengerat nokturnal yang memakan serangga dan hidup di gurun China dan Mongolia.

Telinga jadi salah satu ciri paling menonjol dari jerboa telinga panjang. Menurut World Wildlife Fund, total panjang telinga dari pengerat ini bisa mencapai 1 per 3 kali lebih besar ketimbang kepalanya.

Ukuran tersebut membuatnya masuk dalam jajaran hewan dengan ukuran telinga yang melebihi ukuran kepalanya.

Baca Juga: Marmoset Goeldi, Monyet Dunia Baru yang Langka dan Mungil

Tentunya sepasang telinga besar jerboa telinga panjang bukan tanpa fungsi. Diketahui kalau telinga mereka sangat sensitif sehingga bisa mendeteksi suara sekecil apapun.

Hal tersebut jelas sangat berguna karena mayoritas pemburu dari jerboa telinga panjang, semisal burung hantu, merupakan predator yang sangat lihai dalam mengendap-endap.

Selain telinga, jerboa telinga panjang juga punya sepasang kaki belakang yang sangat panjang. Ditambah lagi, kedua telapak kaki belakangnya punya ukuran yang lebih besar ketimbang kaki depannya.

Secara proporsional, ukuran kaki depan jerboa telinga panjang hanya sekitar separuh dari total panjang kaki belakangnya.

Perbedaan ukuran kaki-kakinya ini pun berpengaruh besar pada cara pengerat ini bergerak, yakni dengan cara melompat.

Dilansir World Wildlife Fund, kaki jerboa telinga panjang sangat kuat hingga bisa menghasilkan lompatan yang sangat tinggi dan jauh layaknya seekor kanguru.

Selain itu, gerakan melompat zig-zag dari pengerat ini juga sangat lincah sehingga bisa mengecoh predator yang hendak menerkamnya.

Menurut Fact Animal, jerboa telinga panjang bisa melompat hingga jarak 3 meter dalam satu lompatan dan menghasilkan kecepatan hingga 24 km/jam.

Hal yang cukup mengejutkan dari jerboa telinga panjang mungkin adalah makanannya. Dengan penampilan imutnya itu, tak heran kalau pengerat ini dikira sebagai pemakan tanaman atau buah.

Namun, pada kenyataannya jerboa telinga panjang tergolong sebagai insektivor atau pemakan serangga, lho.

Menurut Animal Diversity, serangga yang jadi favorit dari jerboa telinga panjang adalah jenis serangga yang bisa terbang.

Untuk memperoleh makanannya ini, jerboa telinga panjang mengandalkan kemampuan telinganya yang sangat sensitif untuk mendeteksi keberadaan serangga.

Setelah menemukan targetnya, mereka akan melompat dengan cepat ke udara dan menyambar serangga yang sudah ditargetkan sebelumnya.

Oleh karena minimnya penelitian tentang mereka, pengamatan sistem reproduksi jerboa telinga panjang dilakukan berdasarkan beberapa kerabatnya sesama famili Dipodidae.

Diduga kalau hewan ini menganut sistem polygyny, dimana pejantan akan kawin bersama dengan beberapa ekor betina.

Biasanya, musim kawin bagi jerboa telinga panjang dimulai ketika masa hibernasi musim dingin mereka selesai dilakukan.

Dilansir Animalia, masa mengandung dari jerboa telinga panjang betina terbilang cukup singkat, yakni selama 25—35 hari saja.

Setelah itu, biasanya mereka akan melahirkan 2—6 ekor anak. Sang induk kemudian akan menjaga dan merawat anak-anaknya setidaknya hingga mereka sudah bisa disapih.

Sarang dari jerboa telinga panjang dibangun di dalam tanah dan berbentuk terowongan. Menariknya, sarang buatan dari hewan ini tak hanya memiliki satu jenis sarang saja.

Total, jerboa telinga panjang bisa memiliki empat lubang sarang berbeda yang masing-masing memiliki fungsinya tersendiri.

Animal Diversity melansir bahwa sarang tipe pertama merupakan sarang sementara yang digunakan sebagai tempat berburu ketika siang hari.

Kemudian, tipe sarang kedua juga digunakan untuk berburu sementara, tetapi untuk malam hari. Kemudian mereka juga membangun lagi dua tipe sarang permanen yang ditempati tergantung dengan musim.

Satu untuk musim panas dan satu lagi untuk hibernasi ketika musim dingin. Sarang-sarang sementara punya panjang dan ukuran yang lebih kecil ketimbang sarang-sarang permanen.

Kalau bicara soal data populasi dari jerboa telinga panjang, sayangnya sampai saat ini tak ada lembaga resmi yang menyebutkannya secara pasti.

Akan tetapi, IUCN menyebutkan kalau saat ini jumlah jerboa telinga panjang di alam liar telah menurun hingga 80% selama 10 tahun ke belakang.

Berkurangnya populasi hewan ini mayoritas terjadi karena habitat mereka terganggu oleh aktivitas manusia.***

Editor: Jingga Almadea

Tags

Terkini

Terpopuler