Mengenal Sesar Lembang Dan Sejarah Awalnya

- 2 Januari 2024, 15:04 WIB
Mengenal Sesar Lembang Dan Sejarah Awalnya
Mengenal Sesar Lembang Dan Sejarah Awalnya /

Malanghits.com, Sesar Lembang kembali menjadi pembicaraan publik usai gempa mengguncang Sumedang, Jawa Barat (Jabar), pada Minggu (31/12/23).

Sesar Lembang adalah salah satu sesar yang aktif bergerak dan mampu menghasilkan gempa bumi.

Tak hanya gempa bumi dengan magnitudo kecil, gempa bumi yang dihasilkan pun setidaknya memiliki kekuatan magnitudo 6.5 hingga 7.

Baca Juga: Sejarah Gereja Bethany Surabaya, Gereja Terbesar di Asia Tenggara

Sesar lembang berusia kurang lebih 154.000 hingga 92.000 tahun.

Pergeseran Sesar Lembang terjadi secara sinistral dengan ukuran 3-14 mm/tahun. Pergerakan ini sangat konsisten meskipun sangat kecil.

Sejarah Sesar Lembang

Baca Juga: Menelusuri Lebih Jauh Pengaruh Peradaban Mesir Kuno di Yunani Dalam Sejarah Dunia

Patahan Lembang terbentuk pada zaman kuarter pleistoisen, atau sekitar 500.000 tahun lalu usai gunung api raksasa Sunda meledak dan hanya menyisakan sedikit gunung parasitnya.

Runtuhnya gunung api purba itu menimbulkan kekosongan penampung magmatis, sehingga batuan dari erupsi gunung api tersebut patah. Patahannya pun memanjang dari timur ke barat.

Letak patahan timur mengalami penurunan lebih terlihat dibandingkan patahan di bagian barat.

Baca Juga: Mengenal Sejarah Prasasti Kaladi yang Menujukkan Jaringan Perdagangan Maritim Era Mataram Kuno

Dipantau sejak 1963 Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Daryono mengatakan, BMKG mulai memantau Sesar Lembang sejak 1 Januari 1963.

Dia menjelaskan, BMKG bahkan mulai memasang dan mengoperasikan Seismograph WWSSN (World Wide Standardized Seismograph Network) pertama kali di Lembang.

"Jenis seismograf ini adalah Benioff Short Period 3 Komponen dan Sprengneter Long Period 3 Komponen," kata Daryono.

Baca Juga: Situs Goa Made, Bangunan Era Klasik Peninggalan Raja Airlangga

Daryono mengatakan, BMKG bisa memantau aktivitas Sesar Lembang dengan lebih baik sejak tahun 2008.

Pasalnya, sejak saat itu, BMKG mulai mengoperasikan jaringan monitoring gempa digital memakai sensor dengan kawasan frekuensi lebar.

BMKG kembali memasang 16 sensor seismic periode pendek secara lebih rapat pada tahun 2019 untuk melengkapi 19 seismograf broadband yang sudah terpasang sebelumnya di Jabar dan Banten.

"Sensor gempa yang baru dipasang 2019 ini sengaja dipasang mengepung jalur Sesar Lembang, Cimandiri, dan Baribis. Instalasi sensor baru ini bukan saja untuk tujuan operasional tetapi untuk tujuan kajian sesar aktif," pungkasnya.***

 

 

Editor: Reno Sari


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah