Menelusuri Sejarah Gerbang Amsterdam, Pintu Masuk Kastil Batavia yang Telah Lenyap

22 Januari 2024, 20:41 WIB
Menelusuri Sejarah Gerbang Amsterdam, Pintu Masuk Kastil Batavia yang Telah Lenyap /

Malanghits.com, Ketika VOC berusaha menancapkan kekuasaannya di Nusantara, mereka merebut Kota Jayakarta dan mengubah namanya menjadi Batavia.

Yang berasal dari Batavieren, nama suku nenek moyang bangsa Belanda.

Untuk mempertahankan kota dari serangan musuh dibangunlah infrastruktur pertahanan seperti tembok kota, kastil dan kanal-kanal.

Baca Juga: Benteng Van Den Bosch, Salah Satu Situs Bersejarah Peninggalan Kolonial Belanda

Salah satunya Gerbang Amsterdam atau Amsterdamsche Poort adalah pintu masuk Kastil Batavia bagian selatan, yang kini sudah lenyap.

Bentuk Gerbang Amsterdam mirip Arc de Triomphe, monumen kemenangan berbentuk pelengkung di Paris, Perancis.

Gerbang Amsterdam, yang eksis sejak abad ke-17, sempat direnovasi dan berdiri megah, tetapi akhirnya digempur untuk pembuatan jalur trem.

Baca Juga: Sejarah Lahirnya Donat, Kudapan Bulat Berlubang yang Populer Sepanjang Masa

Sisa-sisa gerbang ini lenyap sepenuhnya pada sekitar tahun 1950-an.

Meski tak meninggalkan bekas, hasil penelusuran sejarah menunjukkan tempat berdirinya Gerbang Amsterdam pada zaman dulu berada sekitar 400 meter di utara Museum Sejarah Jakarta atau Museum Fatahillah.

Tepatnya di dekat persimpangan Jalan Nelayan Timur dan Jalan Cengkeh, Jakarta Barat.

Baca Juga: Sejarah Dinasti Habsburg, Dinasti Paling Berpengaruh dan Berkuasa di Eropa

Kini bekas lokasi gerbang menjadi kawasan permukiman yang sehari-hari dilewati truk dan kontainer, dengan jalur kereta api melintang.

Sejarah Gerbang Amsterdam

Gerbang Amsterdam sudah ada sejak abad ke-17, tepatnya pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Jan Pieterszoon Coen atau JP Coen.

Pada 1619, JP Coen membangun Kastil Batavia, yang menjadi pusat pemerintahan, bisnis, dan kegiatan lain dari VOC hingga sekitar tahun 1707.

Ketika pusat kota tidak lagi di Kastil Batavia karena dipindahkan ke selatan, Gubernur Jenderal Gustaaf Willem Baron van Imhoff (1743-1750) merenovasi kastil bagian selatan, termasuk Gerbang Amsterdam dengan gaya Rococo.

Di antara pelengkung Gerbang Amsterdam, terdapat dua lantai yang sebagian digunakan sebagai penjara.

Gerbang Amsterdam terkadang juga disebut Gerbang Pinang, karena adanya perdagangan pinang di sekitarnya.

Pada 1808, Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels membangun kota baru di kawasan lebih ke selatan lagi, Weltevreden (kini Lapangan Banteng).

Saat itu, sebagian Gerbang Amsterdam telah runtuh dan hanya menyisakan satu lantai, seiring dengan dihancurkannya Kastil Batavia. Antara tahun 1830 dan 1840-an, Gerbang Amsterdam dipugar.

Patung Mars (dewa perang Romawi) dan Minerva (dewi kebijaksanaan Romawi) ditambahkan pada sisi kanan dan kiri gerbang, seperti sepasang penjaga. Di atas gerbang ada delapan guci hitam

Pada April 1869, trem kereta kuda mulai beroperasi di Batavia.

Rute trem ini dari Kanaal Weg (Jalan Tongkol) hingga ke Prinsenstraat (Jalan Cengkeh) terus hingga ke Stadhuisplein (Taman Fatahillah), Nieuwpoort Straat (Jalan Pintu Besar Utara dan Selatan) hingga ke Molenvliet (Jalan Gajah Mada).

Karena pintu gerbang terlalu kecil, trem tak bisa lewat. Sisi-sisi Gerbang Amsterdam kemudian dihancurkan untuk membuat jalur trem.

Sisa-sisa Gerbang Amsterdam lenyap sepenuhnya pada tahun 1950-an. Kini, gerbang bersejarah yang pernah berdiri sekitar tiga abad itu hanya bisa dilihat melalui foto-foto kuno.***

 

 

 

 

 

 

Editor: Allegra

Tags

Terkini

Terpopuler