Sepenggal Kisah Pilu Si Manis Jembatan Ancol, Cerita Legenda yang Sudah Ada Sejak Abad Ke-19

7 November 2023, 12:45 WIB
Sepenggal Kisah Pilu Si Manis Jembatan Ancol, Cerita Legenda yang Sudah Ada Sejak Abad Ke-19 /

Malanghits.com, Ancol, wilayah yang kini dikenal sebagai salah satu taman hiburan terbesar di Indonesia, terutama Jakarta.

Di balik kemegahan taman impian, ada kisah pilu tentang wafatnya seorang gadis Betawi yang dibunuh karena mempertahankan harga dirinya. Gadis itu dikenal dengan sebutan Si Manis Jembatan Ancol.

Kisah Jembatan Ancol menjadi salah satu cerita atau legenda urban bagi masyarakat, khususnya daerah Ibu Kota Jakarta.

Baca Juga: Mengenal Sejarah Hari Anak Korban Perang Sedunia, kenyataan yang menyedihkan Atas konsekuensi perang

Bukan hanya menjadi buah bibir masyarakat, kisah yang menyertai keberadaan Jembatan Ancol ini bahkan diangkat menjadi film layar lebar.

Kisah Jembatan Ancol menceritakan sosok “si manis” yang konon gemar muncul di Jembatan Ancol.

Menurut Zaenuddin HM dalam buku Kisah-Kisah 'Edan' Seputar Djakarta Tempo Doeloe (1966), dulu konon orang melihat sosok hantu berwujud perempuan cantik mejeng di jembatan ini.

Baca Juga: Edward Jenner, Penemu Vaksin Cacar Pertama di Dunia

Rambutnya yang panjang terurai dengan indahnya. Hantu ini sering mendekati dan menyapa orang-orang, terutama laki-laki yang sering lewat di kawasan itu.

Dia meminta bantuan sesuatu, setelah itu menghilang entah ke mana. Si Manis Jembatan Ancol merupakan cerita legenda yang sudah ada sejak abad ke-19.

Tepatnya pada masa penjajahan Belanda di DKI Jakarta yang dulunya bernama Batavia. Jembatan Ancol sendiri sudah dibangun sejak zaman Belanda.

Saat itu keadaan di sekitarnya memang sangat sepi, apalagi pada malam hari karena tidak ada lampu penerangan. Banyak masyarakat yang mengaku bertemu dengan sosok hantu perempuan ini.

Kepopuleran cerita si manis ini menjadikannya terkenal sebagai Si Manis Jembatan Ancol. Namun kisah Si manis Jembatan Ancol tidak pernah semanis penamaannya.

Cerita rakyat ini seperti menutupi kisah kelam di balik peristiwa yang terjadi di sekitar jembatan Ancol pada masa itu.

Kisah hilangnya nyawa perempuan yang diceritakan kini berwujud hantu untuk membalas dendam.

Menurut Syahbudin dalam bukunya Legenda Si Manis Jembatan Ancol (2012), si manis tersebut bernama Mariam.

Ada versi lain yang menyebut nama aslinya ada Siti Ariah. Ia merupakan seorang kembang desa yang meninggal karena menjadi korban perbuatan asusila, lalu jasadnya dibuang di sekitar Jembatan Ancol.

Kawasan Ancol sebelum dibangunnya proyek wisata Ancol, juga dikenal sebagai sarang monyet yang hidup di semak-semak. Sering kali monyet ini muncul di jalan raya.

Pada zaman dahulu Ancol pernah terkenal sebagai tempat berkumpulnya para pria hidung belang dan wanita tuna susila.

Nama Ancol terpatri sebagai tempat maksiat sudah sejak zaman dahulu.

Dalam buku Saudagar Baghdad dari Betawi (2004) oleh Alwi Shahab, kisah yang populer saat itu menceritakan tentang seorang playboy kaya raya dan sejumlah warga kaya lainnya. Mereka sering bersenang-senang di Kawasan Ancol ini.

Mereka juga memiliki semacam rumah bordil yang dikenal dengan nama soehian atau tempat berpesiar dengan para harem.

Dikisahkan pada awal abad ke-19, sekitar tahun 1817 ada seorang gadis yatim bernama Siti Ariah yang hidup bersama ibunya, Mak Emper.

Keduanya hidup di suatu paviliun milik seorang juragan kaya di Batavia. Pada umur 16 tahun, sang juragan pemilik rumah mulai jatuh cinta dengan Ariah.

Tetapi Ariah menolak dijadikan selir lalu melarikan diri. Nahas setelah melarikan diri ini, dia malah bertemu dengan playboy pemilik rumah bordil ini.

Melihat para cantik Ariah, ia pun memutar dan ingin menjadikannya sebagai "koleksinya". Perempuan ini lalu kembali melarikan diri, namun kemudian ditangkap oleh dua preman utusan rumah bordil tersebut.

Ariah kemudian menemui ajal di Bendungan Dempet dekat Danau Sunter, jenazahnya lalu dibuang sekitar 400 meter dari Jembatan Ancol.

Konon, Ariah menjadi arwah gentayangan karena ingin memberitahukan keberadaannya kepada ibunya.

Sementara sang pemilik rumah bordil ini akhirnya meninggal dengan cara digantung oleh Belanda di Taman Fatahillah Jakarta.

Kepopuleran kisah Jembatan Ancol yang mengandung mistis ini mencapai puncaknya pada tahun 1980-an.

Apalagi saat itu hampir tidak ada sopir kendaraan yang berani lewat.

Sampai akhirnya para pengemudi yang hendak melewati jembatan ini harus memberi kode seperti membunyikan klakson atau menyalakan lampu sein.

Sejak saat itulah kisah si manis Jembatan Ancol menjadi legenda urban di masyarakat.

Editor: Jingga Almadea

Tags

Terkini

Terpopuler