Asal Usul Nama Kota Malang Jawa Timur

- 14 September 2023, 12:51 WIB
kota Malang Jawa Timur
kota Malang Jawa Timur /

malanghits.com, seperti kota-kota lain di Indonesia pada umumnya baru tumbuh dan berkembang setelah hadirnya pemerintah kolonial Belanda. Pada masa itu tata ruang kota dirancang sedemikian rupa oleh pemerintahan kolonial dengan tujuan utama memenuhi kebutuhan keluarga-keluarga Belanda dan bangsa Eropa lainnya. Sementara penduduk pribumi harus puas bertempat tinggal di pinggiran kota dengan fasilitas yang kurang memadai.

Pada Tahun 1879, di Kota Malang mulai beroperasi kereta api dan sejak itu Kota Malang berkembang dengan pesatnya. Berbagai kebutuhan masyarakat semakin meningkat terutama akan ruang gerak melakukan berbagai kegiatan. Akibatnya terjadilah perubahan tata guna tanah, daerah yang berkembang bermunculan tanpa terkendali. Perubahan fungsi lahan mengalami perubahan yang sangat pesat, seperti dari fungsi pertanian menjadi perumahan dan industri.

Penataan ruang Kota Malang pada masa itu tidak lepas dari karya Herman Thomas Karsten. Arsitek kelahiran Amsterdam tahun 1884 ini diangkat menjadi penasihat perencanaan Kota Malang pada tahun 1929. Karsten terlibat aktif dalam rencana pengembangan kota yang disebut Bouwplan I-VIII yang di dalamnya menyiapkan antisipasi perkembangan hingga 25 tahun ke depan. Salah satu karyanya adalah Ijen Boulevard yang hingga kini menjadi salah satu landmark warisan Kota Malang.

Sejalan perkembangan tersebut di atas, urbanisasi terus berlangsung dan kebutuhan masyarakat akan meningkat di luar kemampuan pemerintah, sementara tingkat ekonomi urbanis sangat terbatas, yang selanjutnya akan berakibat timbulnya perumahan-perumahan liar yang pada umumnya berkembang di sekitar daerah perdagangan, di sepanjang jalur hijau, sekitar sungai, rel kereta api dan lahan-lahan yang dianggap tidak bertuan.

Pahlawan Kota Malang Saat Bejuaamg Melawan Belanda
Pahlawan Kota Malang Saat Bejuaamg Melawan Belanda

Selang beberapa lama kemudian daerah itu menjadi perkampungan, dan degradasi kualitas lingkungan hidup mulai terjadi dengan segala dampak bawaannya. Gejala-gejala itu cenderung terus meningkat, dan sulit dibayangkan apa yang terjadi seandainya masalah itu diabaikan.
Adalah seorang raja yang bijaksana dan amat sakti, Dewasimha namanya.

Ia menjaga istananya yang berkilauan serta dikuduskan oleh api suci Sang Putikewara (Ciwa). Berbahagialah sang Raja Dewasimha karena dewa-dewa telah menganugerahkan dalam hidupnya seorang putera sebagai pewaris mahkotanya.

Putra yang kemudian menjadi pelindung kerajaan itu bernama Liswa atau juga dikenal sebagai Gajayana. Adalah Gajayana seorang raja yang begitu dicintai rakyatnya, berbudi luhur dan berbuat baik untuk kaum pendeta serta penuh baktu sesungguh-sungguhnya kepada Resi Agastya.

Sebagai tanda bakti yang tulus kepada Resi tersebut, sang Raja Gajayana telah membangun sebuah candi yang permai untuk mahresi serta untuk menjadi penangkal segala penyakit dan malapetaka kerajaan.

Jikalau nenek moyangnya telah membuat arca Agstya dari kayu cendana, maka Raja Gajayana sebagai pernyataan bakti dan hormatnya telah memerintahkan kepada pemahat-pemahat ternama di seantero kerajaan untuk membuat arca Agastya dari batu hitam nan indah, agar semua dapat melihatnya.

Halaman:

Editor: Reno Sari


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah